Intisari-online.com—Otak yang normal belum tentu sehat, sedangkan otak yang sehat sudah pasti normal. Nah lo? Memangnya apa perbedaan otak yang normal dengan otak yang sehat?
Otak yang normal adalah otak yang secara struktur lengkap tidak bercacat. Artinya tidak ada penyakit dan berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Sedangkan otak yang sehat adalah otak normal yang berfungsi dengan lebih hebat. Tidak hanya kuat dari segi intelegensi, segi kognitif dan motoriknya, tapi juga kepribadian, mental dan spiritualnya.
Contoh sederhananya adalah pelaku korupsi alias koruptor. Mereka memiliki otak yang normal namun tidak sehat. Sebab kepribadian dan mentalnya membuatnya melakukan tindakan yang buruk. Lihat, betapa pentingnya peran otak dalam menentukan kualitas hidup seseorang.
Berbagai terpaan di zaman modern menyebabkan otak kita mengalami penurunan fungsi. Benar memang, otak manusia akan mengalami penurunan fungsi seiring dengan pertambahan usia. Tidak heran kalau usia lanjut, setelah umur 60 tahun, rata-rata manula mulai menunjukkan tanda-tanda pikun.
Tapi sekarang ini, pikun tidak hanya dialami oleh manula saja. Berbagai gaya hidup tidak sehat dan kebiasaan buruk membuat orang muda juga banyak yang mulai pikun.
Bahkan salah satu iklan produk air minum menyentil soal kurangnya fokus dan konsentrasi manusia masa kini. Dan iklan itu diperankan oleh orang dewasa yang belum tua amat.
“Nah di situlah masalahnya, fenomena pikun (baik di usia muda dan tua) lebih sering dijadikan bahan candaan,” kata dr. dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp.S , staf pengajar neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Karena tidak diseriusi, pemeriksaan kesehatan otak pun jadi terabaikan. Padahal pemeriksaan kesehatan otak secara berkala, baik secara struktur maupun fungsinya, amatlah penting. Khususnya pula bagi usia produktif, juga mereka yang menginjak usia senja. Faktanya masyarakat masih minim pemahaman soal kesehatan otak.
Otak merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting. Sebab di situ pusatnya sistem saraf manusia. Segala pikiran, perasaan, bahkan tindakan diatur olehnya. Hampir semua organ tubuh manusia, berkaitan kinerjanya dengan otak. Maka kinerja otak sebenarnya tidak dapat dibandingkan dengan teknologi tercanggih apapun
Baik orang muda maupun orang tua, jangan maklumi gejala kepikunan. Misalnya, mudah lupa dan kurang fokus. Atau menjadi lambat dalam berpikir dan bertindak. “Maklum, faktor U, he he he,” menjadi pemakluman ketika gejala yang mengarah pada pikun muncul. Setelah itu tidak ada perhatian sama sekali untuk menanganinya.
Padahal, kata Pukovisa, kalau tidak dicegah sejak dini, yang awalnya sekadar pelupa, lama-lama bisa jadi pikun betulan. Kalau sudah pikun, duh bakal bikin repot semua orang, khususnya keluarga.
Salah satu faktor penting yang menentukan kesehatan otak adalah suplai nutrisi yang tepat. Nutrisi yang paling penting bagi otak, kata dr. Rina Agustina, MD, PhD, Staf Pengajar Ilmu Gizi FK UI, adalah protein dan asam folat.
Kebutuhan kedua nutrien ini sangat penting dalam pembentukan dan perkembangan otak. Nah, untuk fungsi otak sendiri, energi (karbohidrat-glukosa) sangat dibutuhkan. Kebutuhannya sekitar 30%.
Seleksi makanan dan minuman yang diasup tubuh mesti diperhatikan. Khususnya saat seseorang masih ada dalam kandungan. Seribu hari pertama kehidupan adalah penentu sehat tidaknya otak di masa depan. Sebab semakin seimbang dan proporsional pemenuhan kebutuhan nutrisi otak, peluang pertumbuhan sel otak semakin besar.
Jika terjadi kekurangan nutrisi, efeknya pada otak sangat besar. Seseorang bisa bertumbuh dengan lambat, tinggi badan tidak sesuai dengan umur (pendek), lambat berpikir, kemampuan belajar lemah, bahkan kondisi mental juga berpengaruh.
Di sini, bukan saja soal nutrisinya, tapi juga media penyuplai nutrisi itu, yaitu pembuluh darah. Sehingga kesehatan pembuluh darah juga sangat penting dipelihara demi kesehatan otak. Pembuluh darah yang sehat juga dipengaruhi oleh nutrien yang seimbang. Rina menyebutkan, semakin kuat dan elastis pembuluh darah, semakin mudah pula distribusi nutrisi sampai ke otak.
Karena itu penting protein dan asam lemak untuk pembuluh darah. Jangan sampai kelebihan lemak sehingga kolesterol meningkat dan aliran darah tersumbat. Paling fatal, jika kondisi ini tidak dijaga, pembuluh darah bisa pecah, dan stroke pun tak terelakkan.
Segala penyakit yang membuat pembuluh darah tidak optimal, kata Pukovisa, perlu ditangani dengan cepat. Seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, asam urat, yang bisa mengganggu distribusi nutrisi ke otak.
Selain itu, kesehatan otak juga dipengaruhi dari bagaimana kita memelihara kinerja otak itu sendiri. Kinerja optimal otak bisa dipertahankan dengan istirahat dan membangkitkan pikiran yang positif.