Intisari-Online.com - Beberapa bukti menunjukkan, faktor utama dari kepikunan di antaranya adalah kekurangan nutrisi, kurang olahraga, gaya hidup yang tidak sehat hingga faktor usia. Namun, jika faktor-faktor tersebut ditangani, maka kepikunan dapat dihindari. Berikut ini 15 cara mencegah kepikunan dari Profesor William O'Connor seperti dilansir dalam Independent.ie:1. Gunakan Helm: Menurut Profesor O’Connor, cedera kepala merupakan awal dimulainya penyakit alzheimer atau pikun di kemudian hari. Beberapa petinju, serta orang-orang yang dinyatakan menderita cedera kepala memiliki risiko lebih tinggi terkena alzheimer, yang menyumbang sekitar 70 persen kasus kepikunan. Maka itu, kenakan helm ketika berkendara selain demi keselamatan, hal ini juga dapat mencegah cedera kepala.
2. Makan ikan: Sudah menjadi rahasia umum jika ikan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk mencegah kepikunan. O’Connor mengatakan bahwa minyak ikan memiliki hubungan antara kolesterol dan kepikunan. Ketika profesi medis mulai mengobati kolesterol tinggi dengan obat penurun kolesterol, yakni statin. Mereka menemukan bahwa statin juga dapat menunda timbulnya kepikunan selama tujuh tahun. Itulah mengapa ikan menjadi salah satu cara dari 15 cara mencegah kepikunan.
3. Melatih ingatan: “Semakin kamu menantang atau melatih otak, seperti yang kamu lakukan di pendidikan, maka ingatan akan lebih bugar dan sehat, sehingga dapat menahan serangan di usia tua seperti masalah stres, depresi, atau trauma,” ungkap O’Connor.
4. Sedikit gula: Penelitian baru menunjukkan, diabetes dan hipoglikemia (gula darah rendah) dapat menyebabkan risiko kepikunan dan penyakit alzheimer. Otak menggunakan glukosa (gula) sebagai sumber utama energi. Pada dasarnya, diabetes merusak produksi dan regulasi insulin yang membantu sel-sel darah mengambil glukosa. Ketika otak kekurangan energi, maka akan menimbulkan masalah neurologis, seperti kepikunan dan penyakit alzheimer.5. Jaga berat tubuh: Obesitas dapat berisiko pada kepikunan. “Setelah tubuh sangat kelebihan berat badan atau obesitas, deposito lemak dapat menjadi tidak stabil yang dapat meradang kemudian menyebar ke seluruh tubuh termasuk ke otak. Peradangan di otak diyakini terkait dengan kepikunan.