Intisari-Online.com - Ini adalah pagi yang dingin di musim gugur. Saya mengemudi mobil di sepanjang jalan dan melihat daun berguguran dengan warna-warna yang sedap dipandang. Sepertinya semua daun telah berubah dalam semalam saja.
Daun kekuningan berwarna emas berkilau di bawah sinar matahari. Ada pula daun berwarna merah dan oren yang terbang tertiup angina. Beberapa daun berwarna hijau tertinggal di ranting pohon. Ini menjadi salah satu pemandangan indah yang dikirimkan Tuhan. Saya menyebutnya ini surga kecil.
Tak lama, saya melihat seorang lelaki tua bergegas di sisi jalan. Begitu ia melihat ke arah saya, ia mengangkat jempol tangannya berharap untuk diberikan tumpangan. Saya menginjak rem dan menepi ke sisi jalan. Saya membukakan pintu dan lelaki dengan rambut putih itu masuk ke dalam mobil saya dengan senyum.
Lelaki itu meminta untuk diantarkan ke kantor pos. Saya lalu melaju tanpa berpikir panjang. Selama perjalanan, kami berbicara, bercerita, tertawa bersama. Ketika tiba di kantor pos, lelaki tua itu turun dan berkata, “Terima kasih, Nak. Kamu adalah kiriman dari surga,”
Saya melanjutkan perjalanan saya dan tersenyum di wajah serta hati. Saya tidak yakin apakah saya adalah kiriman dari surga untuk lelaki tua tadi, namun yang pasti ia juga menjadi kiriman surga untuk saya. Ia mengingatkan saya bahwa saya juga bagian penting dari ciptaan Tuhan, dimana harus saya syukuri serta nikmati. Tak lupa untuk selalu memberikan bantuan kepada siapapun yang membutuhkan.
Di mata Tuhan, kita semua sangat kecil. Tidak ada satu pun dari kita yang tidak signifikan. Kita semua adalah kiriman dari surga, yang harus saling membantu satu sama lain. Kita juga harus saling berbagai kasih serta kebaikan hati. Kita memiliki kewajiban di dunia untuk menciptakan keindahan hidup. (sunnyskyz.com)