Ada alasan ilmiah mengapa dipotong secara diagonal lo. (ngip.com)
Intisari-Online.com - Jika kita membeli sandwich, coba perhatikan cara memotong rotinya. Tidak sejajar sisi roti, tapi diagonal.
Terpikirkah mengapa harus dipotong diagonal?
Ternyata ada alasan ilmiahnya mengapa dipotong begitu.
Lebih gampang dicelupkan ke dalam cangkir atau gelas susu atau teh. Terkadang kita ingin "menyelam sambil minum air". Maksudnya makan roti sekaligus minum susu. Biar efisien, bisa pula biar tidak seret. Bayangkan bila dipotong sejajar sisi roti. Jika mulut gelas atau cangkir besar, okelah ujung roti bisa masuk. La kalau cangkir atau gelas mulutnya kecil? Susah masuk dong. Masak harus dilipat? Bisa berantakan isinya. Nah, dengan dipotong diagonal akan meninggalkan ujung yang lancip. Ini sangat fleksibel dengan mulut cangkir atau gelas. Mau besar atau kecil tidak masalah.
aling menopang dan tidak gampang lembek. Dengan dipotong diagonal, ketika dimasukkan ke dalam plastik untuk dibawa sebagai bekal, struktur potongan saling mendukung sehingga membuat bentuknya tetap utuh. Isinya tidak berantakan. Berbeda ketika dipotong membujur. Ketika dibawa dengan ditenteng, gaya gravitasi akan membuat kedua potongan tertarik ke bawah. Isinya pun menjadi tercerai berai.
Potongan diagonal memberikan kontak ke lidah lebih panjang. Dengan dipotong secara diagonal, bidang yang bersentuhan dengan mulut akan lebih panjang dibandingkan dengan dipotong membujur apalagi melintang. Bidang yang lebih panjang membuat sensasi gigitan lebih terasa. Benar enggak sih?
Celah yang lebih panjang memungkinkan keju meleleh membentuk semacam jembatan. Roti isi di negara-negara Barat biasanya emang diisi selai atau keju yang meleleh (melted cheese). Bentuk diagonal lebih memudahkan keju itu jadi semacam jembatan kalau rotinya ditarik memisah. Lelehannya enggak langsung meluncur jatuh begitu saja. Sementara roti persegi panjang lebih susah buat terjadinya jembatan keju meleleh ini..
Bentuk segitiga memudahkan untuk memegangnya. Potongan diagonal akan membagi roti menjadi dua segi tiga. Nah, bentuk seperti itu akan memudahkan kita untuk memegangnya. Sebab hanya ada satu kemungkinan. Berbeda dengan bentuk segi empat yang bisa di sepanjang sisi roti.
Awal gigitan yang sempurna! Potongan meruncing pada empat ujung membuat gigitan awal yang sempurna. Cobalah memotongnya secara membujur dan gigitlah untuk pertama kali. Ada kemungkinan munculnya remah-remah yang jatuh.
Memberikan jumlah gigitan yang lebih banyak. Potongan diagonal akan memberikan jumlah gigitan yang lebih banyak. Perasaan lebih kenyang dibandingkan dengan bentuk kotak yang jumlah gigitannya lebih sedikit.
NU berdiri di Surabaya oleh ulama-ulama terkemuka, terutama KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Sansuri
29 Januari 2025: Hari Raya Imlek/Tahun Baru China
Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting masyarakat Tionghoa, dimulai pada hari pertama bulan pertama penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15
23 Januari 1950: Peristiwa APRA Dipimpin Westerling
Peristiwa Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah kudeta militer yang terjadi di Bandung dipicu oleh keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) Agustus 1949. Dipimpin oleh Raymond Westerling.
15 Januari 1974: Peristiwa Malari Meledak di Jakarta
Malapetakan 15 Januari (Malari) adalah demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial dilatari di antaranya penentangan terhadap kebijakan investasi asing oleh Orde Baru. 11 orang meninggal dunia.
8 Januari 1855: Pangeran Diponegoro Meninggal Dunia di Makassar
Setelah memimpin Perang Jawa melawan Belanda pada 1825-1830, Pangeran Diponegoro diasingkan ke Makassar hingga meninggal dunia pada 5 Januari 1855.
7 Januari 1965: Indonesia Keluar dari PBB
Bung Karno putuskan Indonesia keluar dari PBB setelah Malaysia - yang dianggap sebagai negara boneka Inggris - diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
2 Januari 1680: Pemberontakan Trunojoyo terhadap Mataram Islam
Pemberontakan Pangeran Madura ini berhasil memporak-porandakan Keraton Plered sehingga Amangkurat I melarikan diri ke arah Bata dan meninggal dalam perjalanan.
1 Januari 45 SM: Kalender Julian Berlaku untuk Pertama Kalinya
Kalender Julian adalah sistem penanggalan yang ditetapkan oleh Julius Caesar, sang diktator Republik Romawi yang berkuasa dari tahun 49 SM hinggga 44 SM.