Intisari-Online.com – Suatu hari Buddha datang ke tempat para muridnya dan orang banyak. Saat itu masih pagi. Para muridnya bingung karena baru pertama kali ini Buddha datang dengan sesuatu di tangannya, yaitu saputangan. Mereka semua menatap ke saputangan itu. Ada apa sebenarnya? Pasti ada sesuatu yang istimewa di dalamnya. Buddhapun datang di atas dan mulai berbicara kepada orang banyak di sekitar itu, sambil menatap saputangan, dan mulai mengikat beberapa simpul di dalamnya, lima simpul tepatnya.
Seluruh yang hadir melihat bagaimana ia membuat simpul di saputangan itu, apa yang terjadi? Kemudian Buddhabertanya, “Adakah yang bisa memberitahu saya, apakah saputangan ini sama seperti sebelum diikat?”
Seorang muridnya berkata, “Ini adalah pertanyaan rumit. Saputangan itu sebenarnya sama karena tidak ada yang berubah, hanya lima simpul itu saja yang telah muncul karena tidak ada sebelumnya. Tapi, sejauh ini sifat saputangan itu sama, meski bentuknya telah berubah. Bentuk telah berubah, tapi substansi sama.”
Buddha berkata, “Benar. Tapi saya ingin bertanya lagi pertanyaan terakhir, apa yang harus saya lakukan sehingga saya bisa membuka simpul, belenggu ini? Bagaimana saya bisa melepaskan mereka lagi?”
Muridnya berkata, “Buddha, saya yang pertama datang dan dekat dengan Anda dan melihat bagaimana simpul itu terikat. Kecuali saya tidak tahu bagaimana membuat simpul itu maka sulit bagi saya untuk menyarankan sebuah solusi.”
Buddha berkata, “Benar, muridku. Anda diberkati, karena itu adalah pertanyaan yang paling mendasar. Jika Anda harus memperbaiki sesuatu, hal pertama yang Anda harus tahu adalah bagaimana masuk ke dalamnya lalu mencoba untuk keluar darinya. Tanpa bertanya hal yang paling mendasar dan pertanyaan utama, Anda akan membuat hal-hal menjadi buruk.”
Dan itulah apa yang dilakukan oleh orang-orang. Mereka bertanya, “Bagaimana kita bisa keluar dari seksualitas, keserakahan, kemarahan, iri hati, posesif, ini dan itu?” Tanpa mereka bertanya, “Bagaimana pertama kita masuk?”
Buddha menjelaskan seluruh pendekatannya, pertama adalah melihat bagaimana Anda masuk ke dalam kemarahan. Jika Anda bisa melihat pintu masuk, maka pintu yang sama adalah pintu keluar, tidak ada pintu lain yang diperlukan. Tanpa mengetahui pintu masuk, jika Anda mencoba untuk mencari tahu jalan keluar, maka Anda tidak akan bisa menemukannya, Anda akan lebih putus asa. Dan itulah yang sering terjadi pada kita.
Dalam kitab suci, apa yang kita cari? Solusi! Kita menciptakan masalah, dan solusi ada di dalam kitab suci. Mengapa kita tidak melihat masalah sendiri. Bagaimana kita membuatnya? Mengapa kita tidak melihat ketika kita membuat masalah tertentu?