Berhenti Bilang "Gagal" Jika Anda Masih Mudah Menyerah

Intisari-Online.com –Seorang pelatih sedang memberi semangat kepada tim yang diasuhnya. “Apakah Michael Jordan pernah menyerah?” tanya sang pelatih. “Tidak!” jawab timnya.

“Apakah Thomas Alva Edison pernah menyerah?” tanya sang pelatih lagi. “Tidak!” sahut timnya.

“Apakah McAllister pernah menyerah?” tanya sang pelatih. Suasana hening sejenak. Seorang anak asuhnya bertanya, “Siapa McAllister?”

Sembari tersenyum sang pelatih menjawab, “Tentu saja kalian tidak pernah mendengar nama itu, karena dia menyerah.”

John Mautner pernah mengatakan, “Semua ini mungkin karena saya tidak berhenti pada kata ‘tidak’ yang pertama atau keseratus yagn saya terima. Jika suatu pendekatan tidak berhasil, saya akan mencoba yang lain, dan saya tidak pernah menyerah.” Sejatinya, orang yang mengalami kegagalan bukanlah orang bodoh, tetapi mereka berhenti pada penolakan yang pertama. Ketahuilah bahwa kita tidak benar-benar kalah sampai kita berhenti mencoba. Seseorang belum berakhir ketika ia dikalahkan, melainkan ketika ia berhenti.

Saya teringat ketika beberapa tahun silam saya menawarkan naskah buku dan cerpen kepada beberapa penerbit. Sudah belasan kali saya mengirim, tetapi sebanyak itu pula tulisan saya dikembalikan. Kecewa? Pasti! Namun, saya tidak ingin larut dalam kesedihan. Sebaliknya, saya memperbaiki tulisan saya, kemudian mencoba dengan cara yang lebih baik, sampai akhirnya saya menikmati hasil kerja keras saya. Ya, mental baja dan pantang menyerah adalah ciri-ciri orang sukses.

Ingatlah, bahwa sang pemenang tidak pernah menyerah dan orang yang menyerah tidak akan pernah menang. Apakah yang menjadi target Anda hari ini, yang juga belum terwujud? Tetaplah berusaha dan lakukan perbaikan terus-menerus. Percayalah, Anda ditakdirkan untuk menjadi seorang pemenang. Setiap orang memiliki secercah kabar baik di dalam dirinya. Dan, kabar baik itu adalah bahwa kita akan menjadi orang besar!

Artikel Terkait