Intisari-Online.com- Alkisah, ada seorang anak kecil yang baru pulang sekolah. Ketika memasuki rumahnya, ia melihay neneknya sedang menulis.
“Nenek sedang menulis? Menulis apa?” tanya si anak kecil.
Nenek itu tersenyum dan berkata, “Nenek sedang menulis cerita,”.
“Cerita? Cerita apa? Apakah ada tentang aku?” tanya si cucu penasaran.
“Nenek memang sedang menulis cerita tentang dirimu. Tetapi sebenarnya ada yang lebih penting. Yaitu pensil ini. Nenek berharap, kelak kau akan seperti pensil ini,”, jelas si nenek.
Si anak kecil mengerutkan dahinya. Ia melirik pensil yang digunakan neneknya. Terlihat biasa saja. Hampir sama seperti pensil yang ia gunakan di sekolah.
“Tapi pensil ini tampak biasa saja. Seperti pensilku yang lain, nek,” kata si anak kecil.
Nenek tersebut lagi-lagi tersenyum. “Kalau itu, tergantung kau memandang sesuatu. Ada lima hal penting yang harus diingat dan terapkan. Agar kau senantiasa damai menjalani kehidupan,” ungkap nenek.
Pertama, ketika kau sanggup melakukan berbagai hal besar di dunia, ingatlah bahwa ada tangan yang membimbing langkahmu. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Tuhan akan selalu membimbing kita ke jalan yang benar.
Kedua, ketika kita sedang menulis menggunakan pensil ini terkadang ada rasa sakit karena kecapekan. Sama seperti ketika kau sedang mengejar sesuatu, kau harus belajar menangung penderitaan dan kesedihan. Sebab penderitaan dan kesedihan akan menjadikan dirimu lebih baik.
Ketiga, ketika kita sedang menulis dan terjadi kesalahan, pensil tidak keberatan kita menggunakan penghapus untuk menghapusnya. Menghapus kesalahan-kesalahan. Ini berarti, tidak masalah jika kita ingin memperbaiki sesuatu yang telah dilakukan. Karena kita tetap berada di jalan yang benar dan kita yakini.
Keempat, seperti kata pepatah, jangan melihat orang dari luar saja. Lihatlah pensil ini. Walau bagian luarnya hanya kayu biasa, tetapi bahasan dalamnya terbuat dari granit. Jadi, perhatikan selalu apa yang terjadi dalam dirimu.
Dan kelima, pensil ini selalu meninggalkan bekas. Begitu juga yang kita lakukan. Oleh sebab itu, berusahalah menyadari apa yang sedang terjadi dalam hidupmu agar ke depannya tidak menyesal karena tindakan itu.
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR