Intisari-Online.com - Setiap kali ada pemilihan umum (pemilu), entah itu pemilihan presiden, gubernur, walikota, dan sebagainya, kita pasti akan diramaikan dengan kegiatan kampanye, salah satunya debat antar-calon kandidat. Sayangnya, setiap kali menyaksikan debat, tak jarang menampilkan ekspresi kemarahan dari para bakal calon pemimpin rakyat itu.
Tak jarang, kemarahan politisi itu juga membuat para pemilih maupun orang yang menyaksikan ikut tersulut. Bahkan, beberapa ada yang kecewa. Meski kemarahan para politisi sama dengan kemarahan orang pada umumnya, namun sebetulnya, ada beberapa alasan mengapa politik dapat menyebabkan amarah. Berikut ini penyebab politisi marah ketika berdebat:
1. Klaim berlebihan
Para politisi cenderung membuat klaim berlebihan, baik mengenai prestasi mereka maupun posisi lawan. Klaim itu sering dirancang dengan tujuan eksplisit yaitu membuat orang marah. Misalnya, “lawan saya dikenal sebagai orang yang pernah menaikkan pajak terbesar dalam sejarah” atau “lawan saya ingin membongkar jaminan sosial”.
Nah, mereka yang percaya klaim itu tidak akan heran dan merespons dengan frustasi atau kecewa. Sementara itu, bagi mereka yang tidak percaya cenderung merespons dengan kemarahan. Sebab, hal itu mereka anggap sebagai ketidakjujuran.
2. Hanya bagusnya saja
Terkait dengan klaim-klaim berlebihan, baik pemilih atau calon kandidat hanya memperhatikan informasi yang mendukung perspektif mereka. Mereka cenderung percaya klaim dari kandidat yang mereka dukung. Sedangkan, klaim dari kandidat yang tidak mereka dukung dianggap sebagai kebohongan. Kemudian, mereka juga lebih percaya terhadap bukti-bukti yang bersifat bagus atau menegaskan posisi, namun mengabaikan bukti buruk tentang mereka.