Intisari-Online.com -Dr. Yuditia Purwosunu, Dept. of Obstetric Gynecology RSCM menyatakan,penyebaran virus toksoplasma lebih banyak ditemukan pada masakan dandaging mentah. Beberapa masakan mentah yang perlu diwaspadai misalnyasalad, sayuran mentah, karedok, dan lainnya. Sementara itupada daging mentah, seperti daging kucing (50%), anjing (70%), sertababi berbahaya menularkan virus tersebut.
(Terima Kasih Kaki Palsu, Berkat Kamu Kucing Ini Bisa Berjalan Lagi) "Bulu, rambut, kuku hewan-hewan tersebut tidak ada pengaruhnya denganvirus toksoplasma jika hanya dipelihara," kata dr.Yuditia diJakarta (24/2). Hal tersebut juga dibenarkan oleh dr. Liliane Grangeot Keros, pakarimunologi Universitas Paris. Menurutnya, penyebaran virus toksoplasma lebihbanyak disebabkan oleh makanan yang tidak dimasak matang atau air yangtercemar oleh jaringan kista. Tak masalah sayuran mentahdikonsumsi asal dicuci dengan air yang bersih selama beberapa kali.
(Menorehkan Tato pada Badan Kucingnya, Seniman Ini Dihujat oleh Netizen) Toksoplasmosis merujuk pada sekelompok infeksi yang ditularkan ibuhamil pada janin dalam kandungannya yang berdampak besar pada kematianjanin. Infeksi bersifat ringan bahkan tanpa gejala, sehingga akanmudah menyerang pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun.Bila virus tersebut sudah ditransmisikan ke janin, 5 - 10% kehamilanmengalami keguguran spontan, 8 - 10% bayi lahir dengan kerusakan matadan otak yang parah, serta 10 - 13% bayi selamat mengalami gangguanpenglihatan. Selain toksoplasmosis, ada tiga infeksi lagi yang berbahaya pada kematianbayi, yaitu infeksi rubela, cytomegalovirus (CMV), dan virus herpessimplex (HSV). Keempat kelompok infeksi tersebut lebih dikenal dengannama TORCH.Infeksi rubela (campak jerman) terjadi pada trimester pertamakehamilan. Sekitar 90% berisiko kelainan bawaan, buta, tuli, jantung,keterbelakangan mental, dan keguguran. Gejala yang muncul pada anakadalah gatal-gatal ringan.CMV merupakan keluarga virus herpes yang ditularkan melalui kontakseksual atau selama kehamilan. Akibat infeksi ini, 10% mengalamikomplikasi, 80 - 90% terkena pendengaran, penglihatan, danketerbelakangan mental.HSV memiliki dua tipe HSV-1 dan 2 yang ditularkan melalui kontaksosial (anak-anak sebanyak 70 - 90%) dan kontak seksual (dewasasebanyak 15-17%). Menurut dr. Liliane Grangeot Keros, TORCH perlu dideteksi sedini mungkin(trimester pertama kehamilan) agar kematian bayi menurun. MenurutWHO, lebih dari 10 ribu bayi baru meninggal karena TORCH. Bahkan diIndonesia dan Thailand angka kematian bayi tiga kali lipat lebih tinggidibandingkan di negara berpendapatan tinggi. Deteksi TORCH dilakukan dengan cara penapisan darah wanita hamil.Memang biaya yang dikeluarkan cukup besar yaitu mencapai Rp 1,5miliar. Namun biaya ini lebih rendah dibandingkan saat bayi sudahterkena berbagai penyakit.Di Indonesia tes ini memang belum popular. Saat ini negara yang paling banyak melakukannya adalah negara Eropa seperti Prancis. "Bila hasilnya diketahui cepat, maka akan lebih mudah pula melakukanterapi pada si ibu," kata Liliane.Dr.Liliane Grangeot Keros, menambahkan untuk mencegah bahayaTORCH, yang perlu kita lakukan adalah menjaga kesehatan diri, vaksinasi rubela, serta menerapkan polahidup sehat.