Umumnya, semua gejala masuk angin merupakan gejala flu (selesma, common cold) yang terjadi karena infeksi berbagai jenis virus. Virus ini menghasilkan toksin (zat racun) yang menyebabkan berbagai gangguan fungsi sistem pencernaan, saluran napas, sistem otot rangka, dan peredaran darah.
Ada pula virus yang kehadirannya membuat tubuh ktia meradang, di antaranya berupa demam dan nyeri, juga warna kemerahan di mukosa yang menggambarkan melebarnya pembuluh kapiler di bawahnya. Di saluran napas, reaksi ini dapat berupa pilek dan hidung tumpat.
(Baca juga: Lucu-Lucuan Golongan Darah Ala Jepang)
Toksin yang dihasilkan virus dapat menggangu saluran cerna sehingga menimbulkan gejala mual, muntah, diare, dan mulas. Atau, bisa pula mengganggu fungsi usus sehingga perencanaan tidak sempurna dan dihasilkan banyak gas.
Gejala demikian belakangan sering disebut sebagai flu perut. Toksin virus lain mungkin menimbulkan nyeri otot dan tulang, maka beredarlah lagi istilah baru, flu tulang.
Tidak ada obat yang dapat membunuh virus ini. Antibiotik pun tidak. Untungnya virus tidak pernah bertahan hidup lama sehingga serangan flu biasanya hanya berlangsung sekitar 5 - 7 hari.
(Baca juga: Cukup 10 Menit! Inilah Cara Turunkan Risiko Penyakit Jantung dan Diabetes pada Anak)
Yang dibutuhkan penderita adalah istirahat dan minum cukup serta gizi yang baik untuk menghadapi demam tinggi yang mengurang banyak energi dan cairan tubuh.
Gejala masuk angin juga dapat merupakan gejala awal infeksi virus yang lebih serius, seperti virus hepatitis atau virus demam berdarah. Demam berdarah biasanya akut (mendadak) disertai lesu hebat dan gejala lainnya.
Sementara, hepatitis mungkin akan hilang sendiri atau berlanjut menjadi lebih nyata, tergantung pada daya tahan tubuh seseorang. Untuk kedua penyakit ini tentu kita memerlukan bantuan dokter.
(Sumber: Intisari)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR