Advertorial
Intisari-Online.com - Obat, yang tidak jarang harganya sangat mahal, kerap digunakan dengan tidak tepat. Padahal, menurut Prof. dr. Rianto Setiabudy obat itu seperti pisau bermata dua.
Hal ini disampaikan dalam acara "Penggunaan Obat yang Baik dan Benar sebagai Tantangan Kesehatan Masyarakat" yang diselenggarakan GlaxoSmithKline di Jakarta.
Maksudnya, di satu sisi, apabila penggunaannya tepat dan benar, maka penyakit dapat disembuhkan (atau sekadar mengurangi/menghambat dampaknya).
Namun, di sisi lain, apabila digunakan dengan tidak tepat, maka obat dapat menjadi racun. Ya tentu saja dapat menimbulkan masalah bagi tubuh, bahkan kematian.
(Baca juga:Jangan Asal Pilih Sendok ketika si Kecil Hendak Minum Obat)
Nah, salah satu penyebab penggunaan obat salah atau tidak tepat adalah adanya mitos-mitos yang salah dalam penggunaan obat, yang, sayangnya, kerap dilakukan masyarakat Indonesia.
Beberapa mitos salah dalam menggunakan obat, menurut Prof. Rianto, akan dipaparkan di bawah ini.
Mitos yang salah namun paling sering dipercaya oleh masyarakat Indonesia adalah kepercayaan bahwa penyakit dapat cepat sembuh apabila dosis penggunannya ditingkatkan.
Padahal, yang bertambah bukan manfaatnya, melainkan efek sampingnya. Misalnya mengkonsumsi obat sakit kepala sebanyak dua butir dalam waktu bersamaan.
Kalaupun peningkatan dosis obat tidak dilakukan, cara “tidak tepat” lain yang dilakukan adalah menggunakan lebih banyak jenis obat atau menggunakan obat yang lebih mahal dan mengesampingkan obat generik.
Tentu saja ini salah, karena harga yang lebih mahal belum berarti lebih manjur. Mirip halnya dengan orang yang percaya bahwa suntik dapat mempercepat proses penyembuhan, padahal penyakitnya hanya penyakit ringan seperti flu.
Beberapa orang percaya bahwa suatu jenis obat yang manjur bagi orang lain, akan manjur juga apabila digunakan olehnya tanpa mempertimbangkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan jenis dan dosis suatu obat bagi masing-masing orang.
(Baca juga:Suku Trismane, Suku Dengan Kesehatan Jantung Terbaik di Dunia. Apa Rahasianya?)
Selain menggunakan, mitos yang salah juga bisa berupa penghentian atau penolakan penggunaan obat sebelum obat habis atau pengobatan selesai.
Banyak yang percaya bahwa mengkonsumsi obat terlalu banyak dapat mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
Padahal, pada beberapa kasus, seperti pada pengidap hipertensi, berhenti mengkonsumsi obat dapat menimbulkan penyakit yang lebih parah.
Contoh lain dari mitos yang salah berupa kepercayaan bahwa obat tradisional atau herbal lebih aman dibanding obat dari bahan kimia, vitamin merupakan kebutuhan esensial untuk kesehatan tubuh, atau kepercayaan bahwa suplemen makanan sangat diperlukan untuk menjaga tubuh tetap sehat.
(Baca juga:Luangkan Waktu Anda untuk Mengenali Gejala Awal Kematian Mendadak Akibat Jantung Berikut Ini)