Intisari-Online.com -Atlet remaja yang kurang tidur lebih berisiko mengalami cidera daripada atlet yang tidur delapan jam atau lebih tiap malam. Hal tersebut adalah hasil penelitian yang dilakukan di Harvard-Westlake School di Studio City, California. Sebanyak 112 (70%) siswa yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga di sekolah tersebut, yang terdiri atai 54 siswa dan 58 siswi menjadi objek penelitian.
Ternyata, lamanya waktu tidur mempunyai hubungan yang signifikan dengan frekuensi cidera ketika melakukan berolahraga. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jenis kelamin, frekuensi melakukan olahraga, jumlah olahraga yang dilakukan, latihan kekuatan tubuh, dan pelatihan khusus tidak berhubungan langsung dengan frekuensi cidera.
Matthew Milewski, MD, pemimpin penelitian ini, mengatakan bahwa data ini merupakan hal yang baru. “Selama ini penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur berimbas pada melemahnya kemampuan kognitif dan motorik. Tapi belum ada yang secara spesifik meneliti tentang pengaruhnya pada aktivitas olahraga di usia remaja,” jelas Milewski.
Ketika Milewski dan timnya memulai penelitian, mereka berasumsi bahwa frekuensi cidera banyak disebabkan karena jumlah olahraga yang dilakukan, frekuensi berolahraga tiap tahun, dan meningkatnya level kemampuan olahraga tiap individu, “Apa yang kami temukan menunjukkan bahwa faktor terbesar yang membuat risiko cedera meningkat adalah kurangnya tidur dan level olahraga,” terang Milewski. Yang dimaksud level olahraga adalah tingkat kesulitan dan kemampuan olahraga yang semakin meningkat berbarengan dengan naiknya siswa ke kelas yang lebih tinggi (naik kelas).