Intisari-Online.com – Gangguan nutrisi pada orang usia lanjut pada akhirnya akan meningkatkan biaya kesehatan di seluruh dunia. Akibat malnutrisi, pasien mengunjungi dokter dua kali lebih sering sehingga terjadi peningkatan biaya perawatan. Biaya kesehatan akibat malnutrisi di Inggris mendekati 1% dari GDPnya. Biaya untuk merawat malnutrisi 20% lebih tinggi dibandingkan perawatan pasien dengan nutrisi baik di RS di Portugis. Malnutrisi akibat gangguan saluran cerna menyebabkan sistem kesehatan di Queensland merogoh kocek hingga Aus$13 juta. Malnutrisi menaikkan biaya perawatan hingga 300% di RS di Brazil. Sementara, penelitian klasik di AS tahun 1988 menemukan bahwa malnutrisi berefek ke peningkatan biaya RS US$3557 per pasien (senilai US$6469 di tahun ini).
Dari data tersebut di atas, jelaslah bahwa perlu dilakukan pencegahan dan penatalaksanaan nutrisi sehari-hari pada usia lanjut. Nutrisi merupakan prioritas dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam penanganan malnutrisi pada usila. Nutrisi merupakan tanggung jawab semua tenaga kesehatan dan semua orang yang bertanggung jawab atas si pasien termasuk keluarganya. Screening (penapisan) status nutrisi harus dilakukan.
Mengapa harus melakukan penapisan status nutrisi? Terkadang rapuh dan lemahnya kondisi orang usia lanjut sering dipersepsikan “normal” oleh masyarakat. Penapisan merupakan kunci utama untuk mendeteksi gangguan status nutrisi seseorang hingga diperoleh kesimpulan apakah status nutrisinya buruk atau berisiko malnutrisi atau berpotensi berisiko malnutrisi.
“Hanya cukup dengan dua pertanyaan dalam penapisan, yaitu apakah ada perubahan asupan makanan dan apakah ada perubahan berat badan, diajukan pada orang usia lanjut untuk mengetahui risiko malnutrisi,” jelas Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD, K-Ger, FINASIM.
Dari hasil penapisan bisa diidentifikasi dini perlukah pengkajian. Bila terbukti malnutrisi atau berisiko malnutrisi, maka perlu dilakukan terapi nutrisi. Terapi nutrisi dengan mengadakan konseling, modifikasi makanan, dan pemberian nutrisi oral atau secara tubel atau parenteral feeding. Selanjutnya, tetapi dipantau dan dilakukan evaluasi.
Pemberian nutrisi yang adekuat sebagai tata laksana awal merupakan hal yang penting dilakukan untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada orang usila. Yang perlu dipertimbangkan untuk pemberian nutrisi awal pada usila adalah kebutuhan energi (kalori), kebutuhan protein, kebutuhan karbohidrat, kebutuhan lemak, kebutuhan cairan, serta kebutuhan vitamin dan mineral.
Tata laksana nutrisi oral merupakan metode yang paling fisiologis dan dapat mempertahankan fungsi saluran cerna. Pemberian nutrisi oral mengikuti pedoman seperti beragamnya jenis makanan, dengan porsi kecil tapi sering, dan membuat suasana makan yang menyenangkan. Bila akhirnya nutrisi oral tidak dapat dilakukan dan terpaksa menggunakan suplementasi nutrisi oral, maka formula komersial dapat dijadikan pilihan dengan tetap memperhatikan asupan nutrisi dari makanan yang kurang, densitas kalori tinggi yaitu 1 kkal/mg, nutrisi dengan distribusi energi seimbang, steril, dan teruji klinis.
Pada kasus-kasus khusus, terapi nutrisi menjadi bagian yang terpisahkan yang harus diberikan oleh tenaga kesehatan. Kondisi-kondisi tersebut adalah demensia, gangguan menelan, pemulihan setelah sakit atau operasi, depresi, kanker, penyakit paru obstruktif kronis, sarkopenia, stroke dan hipertensi, gangguan fungsi organ (hati, ginjal, jantung, dan saluran cerna), dan pasien dengan kondisi kritis.
Pada akhirnya, agar menua yang sehat, aktif, dan mandiri maka harus memperhatikan kebutuhan nutrisi, tercukupinya cairan, istirahat yang cukup, dan aktif bergerak. Nutrisi yang diperlukan untuk ini dengan memodifikasi piramida makanan, meliputi air minimal 8 gelas sehari, konsumsi nutrisi kalsium, vitamin D, dan B12, mengonsumsi karbohidrat kompleks, perbanyak makan serat, mengonsumsi lemak dan protein yang tinggi MUFA, PUFA, dan Oleat (omega 3 dan 6) serta rendah kolesterol. Lebih memilih ikan, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran daripada daging merah, mentega, dan karbohidrat refined.
Pemenuhan nutrisi dapat dimulai dari sekarang ketika Anda masih muda. Salah satunya, minum susu, sebagai salah satu pemenuhan kalsium terbesar, diperlukan dari ketika masih bayi hingga Anda tua nanti. Susu cepat diserap kalsiumnya oleh tubuh dibandingkan dengan suplemen kalsium yang memerlukan vitamin D untuk dapat diserap oleh tubuh. (*)