Mitos Seputar Tidur (2)

K. Tatik Wardayati

Editor

Mitos Seputar Tidur (2)
Mitos Seputar Tidur (2)

Intisari-Online.com – Tidur pada beberapa orang bisa didapat dengan mudah, namun pada beberapa lainnya bisa kesulitan untuk memejamkan mata. Beberapa mitos seputar tidur bisa disimak dalam artikel sebelumnya, sementara mitos lain seputar tidur sebagai berikut.

  • Selama tidur, otak ikut tidur. Sebenarnya tidaklah demikian. Selama tidur hanya tubuh yang beristirahat, otak tetap sangat aktif. Otak akan terus mengisi “baterai”nya dan tetap mengontrol hampir seluruh fungsi tubuh, termasuk napas.
  • Obat tidur bisa mengatasi insomnia. Memang obat tidur dapat membuat yang meminumnya jatuh tertidur. Tapi, bila keseringan minum obat tidur akan membuat kita tergantung pada obat tersebut yang pada akhirnya bahkan tidak lagi berefek melelapkan. Lagipula, orang yang setiap malam minum obat tidur, risiko kematiannya lebih tinggi daripada yang hanya sekali-sekali meminumnya. Walau hanya sekali-kali, risiko tetap tinggi. Yakni 10 – 15 persen dibandingkan dengan mereka yang sama sekali tidak pernah minum obat tidur. Menurut Kripke dalam bukunya yang berjudul The Dark Side of Sleeping Pills, obat tidur dalam jumlah berapa pun tetap kurang aman bagi kesehatan.
  • Insomnia membakar lebih banyak kalori. Dalam jangka waktu pendek, kurang tidur memang bisa membakar lebih banyak kalori. Tetapi, kurang tidur tidak akan membantu menurunkan berat badan malah akan meningkatkan nafsu makan. Menurut seorang pakar bernama Greene, karena kita kurang tidur, sistem tubuh akan terganggu dan tubuh “menangis” karena kelaparan.
  • Mendengkur. Jangan menyepelekan mendengkur atau sleep apnea. Sleep apnea adalah kurang atau terhalangnya aliran udara sewaktu tidur. Gara-gara udara yang masuk berkurang, orang yang mendengkur acapkali terbangun untuk menarik napas. Bila napasnya sampai berhenti sejenak, kadar oksigen dalam darahnya akan tudur dan dapat mengganggu kerja jantung.
Makanya, jangan sepelekan tidur!