Olahraga untuk Menjaga Kebugaran Otak

K. Tatik Wardayati

Editor

Olahraga untuk Menjaga Kebugaran Otak
Olahraga untuk Menjaga Kebugaran Otak

Intisari-Online.com – Alam dan kebiasaan hidup sebetulnya menyediakan banyak cara untuk menjaga kebugaran otak. Tapi sering kita tak menyadari atau malas melakukannya.

Istilah neurobics (neurobik)digunakan untuk mempermudah pemahaman, karena sebelumnya orang telah mengenal istilah aerobics. Dalam senam kebugaran semua otot tubuh digerakkan agar saling berkoordinasi demi terciptanya kelenturan tubuh. Nah, neurobik juga melatih setiap bagian otak untuk aktif.

Kegiatan sehari-hari bisa menjadi ajang latihan neurobik. Kita tak perlu tempat luas, waktu yang lama, apalagi sampai napas ngos-ngosan. Namun, kita tak akan memperoleh hasil tanpa motivasi. Itu pun masih diperlukan ketekunan, karena neurobik tidak menghasilkan dampak seketika. Kegiatan ini harus dilakukan sebagai pilihan gaya hidup.

  • Awal dan akhir hari. Mencoba sesuatu yang baru di luar kegiatan rutin menjadi upaya membangkitkan sirkuit otak. Misalnya, bila setiap pagi minum kopi, cobalah menggantinya dengan cokelat, vanila, atau aroma mentol. Pelbagai penelitian menyimpulkan bahwa pengalaman baru mengaktifkan bagian yang luas dari cortex. Karena kegiatan baru, tingkat aktivitas otak juga makin tinggi. Namun, saat hal-hal baru itu menjadi rutin dan otomatis, aktivitas pun menurun. Hubungan seks adalah neurobik yang amat positif. Latihan penajaman indera dengan memejamkan mata, jika diterapkan dalam aktivitas seksual, sangat bagus hasilnya. Aktivitas seks menghidupkan semua indera, dan tentu saja, menyertakan emosi.
  • Ketika berangkat kerja. Jika mengendarai mobil ke tempat kerja, cobalah mengawalinya dengan menutup mata. Tempuhlah rute berbeda dari biasanya. Otak tak lagi menyajikan “peta standar” tanpa stimulasi yang berarti. Jika naik kendaraan umum, rasakan segala bau di sekitar kita, dengarkan bunyi mesin maupun rem, juga aktivitas penumpang. Pejamkan mata, buatlah prakiraan perjalanan telah sampai di mana, dst.
  • Di tempat kerja. Ubahlah letak benda-benda di atas meja kerja. Ketika kita membutuhkannya, otak “dipaksa” menyusun asosiasi baru. Buatlah lima potongan karet busa yang masing-masing diberi wewangian berbeda. Selain merangsang otak, bau-bauan juga berpengaruh terhadap pekerjaan kita. Atau ajak anggota keluarga ke kantor. Hal yang tampaknya statis dan biasa, bagi orang lain baru.
  • Ketika berbelanja. Belanja di pasar tradisional atau di perkebunan adalah latihan neurobik yang baik. Kita bisa merasakan buah atau sayuran segar, mencium aroma tanah dan suasana pedesaan. Emosi juga terbawa jika kita mengobrol dengan petani atau pedagang.
  • Jadikan makan sebagai ajang latihan. Singkirkan koran dan hal-hal lain yang tidak perlu ketika sarapan bersama. Ketika makan malam, matikan televisi atau radio, fokuskan perhatian pada apa yang ada di meja dan dengan siapa kita makan. Menurut para ahli, semakin kita memusatkan perhatian kepada bacaan, semakin kecil kemampuan otak kita memperhatikan sekeliling. Ketika kita makan tanpa bersuara, secara otomatis kita akan lebih merasakan makanan, meraba bentuknya, mengamati paduannya, dsb.
  • Di saat santai. Cara baik melalukan neurobik di kala liburan adalah pergi ke suatu tempat yang belum pernah didatangi. Sesekali jadilah sukarelawan, kerja sosial, atau membantu masyarakat kelas bawah. Itu membuat kita tertantang dan memberi kesempatan otak berinteraksi bukan dengan sesuatu yang sulit, melainkan dengan sesuatu yang berbeda.
Memulai hobi baru adalah cara neurobik yang baik. Menekuni hobi baru, biasanya akan mengerahkan segenap rasa. (Intisari)