Advertorial

Begini Cara Pasta Gigi dan Botol Air Minummu Membuatmu Semakin Gemuk, Gemuk, dan Gemuk

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Menurut komunitas ilmuwan, bahan kimia yang kita konsumsi sehari-hari mungkin juga punya sumbangsih membuat badan kita semakin gemuk, gemuk, dan gemuk.
Menurut komunitas ilmuwan, bahan kimia yang kita konsumsi sehari-hari mungkin juga punya sumbangsih membuat badan kita semakin gemuk, gemuk, dan gemuk.

Intisari-Online.com -Makan berlebih dan kurang berolahraga bukan satu-satunya alasan meningkatnya obesitas.

Menurut komunitas ilmuwan, bahan kimia yang kita konsumsi sehari-hari mungkin juga punya sumbangsih membuat badan kita semakin gemuk, gemuk, dan gemuk.

Angka-angka baru yang mengejutkan baru saja diumumkan pekan lalu di Kongres Eropa tentang Obesitas di Wina, Austria.

Pada 2045, menurut kongres itu, hampir seperempat penduduk dunia akan mengalami obesitas atau meningkat sekitar 14 persen dari 2017 lalu.

Beberapa ahli mengatakan bahwa bahan-bahan kimia yang berpotensi mengganggu sistem endokrin, yang dikenal sebagai obesogens, mungkin punya peran besar dalam terjadinya obesitas.

Bahan kimia itu bisa kita temui dalam banyak hal, mulai dari debu rumah tangga hingga plastik minuman dan bungkus makanan kita.

Baca juga:Dulu Beratnya 193 Kg, Kini Aria si Bocah Obesitas Sukses Hilangkan Lemak 70 Kg. Begini Hasilnya!

“Kami di komunitas ilmiah menemukan, paparan bahan kimia dalam makanan dan lingkungan kita mungkin merupakan faktor risiko yang jarang disadari,” tulis peneliti endokrinologi Dr. Bruce Blumberg dalam bukunya The Obesogen Effect baru-baru ini.

Sementara penelitian lebih lanjut masih diperlukan sebagai konfirmasi, Blumberg memberi kita langkah-langkah sederhana untuk menghindari bahan kimia yang berpotensi membuat kita kegemukan.

BPA

Meskipun FDA mengatakan bahwa bisphenol A (BPA) boleh dikonsumsi dalam jumlah yang moderat, bahan kimia yang ditemukan dalam banyak bungkus plastik ini banyak dikaitkan dengan penelitian soal berat badan.

Dalam sebuah studi tahun 2015, pemecahan BPA menyebabkan sel-sel normal berubah menjadi sel-sel lemak.

Seperti disebut di awal, BPA biasa ditemukan dalam botol plastik sekali pakai, di makanan kaleng, dan lain-lain.

Tip: “Kurangi penggunaan plastik dari hidup Anda,” kata Blumberg. Sebagai gantinya, kita bisa menggunakan gelas atau botol stainless-steel. Oh iya, cari produk berlabel BPA-Free.

Teflon

Zat perfluoroalkyl (PFAS) merupakan senyawa yang digunakan membuat panci antilengket dan banyak ditemukan dalam teflon. Zat ini disebut memicu pertambahan berat badan.

Tip: pilihlan panci stainless-steel atau panci besi-tuang.

Baca juga:Kaum Wanita Harus Tahu, Begini 7 Cara Turunkan Berat Badan Alami

Fungisida

Kita kerap berbaik sangka dengan buah dan sayur yang kita konsumsi. Tapi sering kali pula kita lupa bahwa buah dan sayur kadang mengandung bahan kimia yang bisa menghilangkan manfaatnya.

Dalam sebuah penelitian, fungisida, sejenis pestisida, telah banyak dikaitkan dengan obesitas dan resistensi insulin.

“Zat itu membantu buah terlihat segar dan bagus … tapi itu tidak membuatnya lebih baik untuk tubuh Anda,” kata Blumberg.

Tip: belilah makanan organik sebanyak mungkin. Jika tidak sempat, cucilah buah dan sayur Anda sebersih mungkin menggunakan soda kue.

Triklosan

Pada 2016 lalu, FDA melarang penggunaan zat antibakteri dan antijamur yang berbahaya ini dalam sabun dan pembersih tangan, meski masih banyak digunakan dalam beberapa pasta gigi.

Bahan kimia ini banyak dikaitkan dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi. Zat ini juga disebut bisa mengganggu regulasi tiroid, testoteron, dan estrogen.

“Setelah endoktrin Anda terganggu, Anda lebih rentan untuk mengalami kelebihan berat badan,” tutur David Friedman, penulis buku Food Sanity.

Tip: hindari produk mengandung triklosan. Buatlah pembersih tangan sendiri dengan lidah buaya, alkohol, dan sedikit minyak esensial lemon.

Baca juga:(Foto) Memerah! Akibat Debu dari Gurun Sahara Pulau Kreta di Yunani Ini Terlihat Bagaikan Planet Mars

Debu

Penelitian terdahulu menunjukkan beberapa hubungan antara inhalasi debu dan obesitas.

Bulan lalu, para peneliti dari Universitas Aveiro dan Beira Interior di Portugal meninjau beberapa studi tentang obesogens. Mereka menyimpulkan, debuh adalah salah satu zat rumah tangga yang mungkin terkait dengan penambahan berat badan.

Tapi terlalu dini untuk menyalahkan kenaikan berat badan kita pada kehidupan kita yang berantakan, bukan?

“Belum ada penelitian yang cukup spesifik tentang debu (yang terkait dengan obesitas),” kata Friedman.

Tip: waspadai penyedot karpet, dan bersihkan rumah Anda dengan kain basah.

Antidepresan

April kemarin, para peneliti menemukan, pasien yang mengonsumsi antidepresan, termasuk yang umum seperti Prozac dan Zoloft, lebih mungkin mengalami peningkatan berat badan dibanding mereka yang tidak.

Sebuah observasi yang dilakukan selama 10 tahun menunjukkan apa yang telah lama diamati oleh banyak dokter pada pasien mereka, meskipun penelitian ini secara langsung tidak bilang, penambahan berat badan adalah akibat langsung dari obat itu sendiri.

Tip: diskusilah dengan dokter Anda terkait penggunaan obat ini.

Paraben

Menurut lembaga nonprovit David Suzuki Foundation, sebanyak 90 persen kosmetik mengandung pengawet ini.

Paraben bisa menyerupai estrogen, dan diduga bisa memicu perkembangan sel-sel lemakdi jaringan tubuh manusia. Uni Eropa sendiri sudah melarang penggunaan parabens.

Tip: carilah kosmetik, tabir surya, dan losyen bebas paraben.

Baca juga:Hebat, di Kota Ini Tidak Ada Orang Bertubuh Gemuk, Apa Rahasianya?

Artikel Terkait