Advertorial

TNI AU Bentuk Komando Operasi Baru di Papua yang Siap Tempur Demi Raih Keunggulan Udara dan Siap Hadapi Ancaman Australia

Agustinus Winardi
Moh. Habib Asyhad
Agustinus Winardi
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Koopsau III akan diperkuat skuadron pesawat tempur dan transportasi menjadi benteng udara di wilayah Indonesia Timur, termasuk dari ancaman Australia.
Koopsau III akan diperkuat skuadron pesawat tempur dan transportasi menjadi benteng udara di wilayah Indonesia Timur, termasuk dari ancaman Australia.

Intisari-Online.com -Seringnya terjadi pelanggaran di ruang udara wilayah Indonesia Timur membuat pesawat-pesawat tempur TNI AU yang berpangkalan di Lanud Hassanudin Makassar bekerja ekstra untuk melakukan patroli.

Tapi karena jet-jet tempur TNI AU terbang dari Makassar maka ketika berpatroli di wilayah Indonesia Timur, khususnya Papua, jelajah terbangnya juga lebih terbatas.

Hal ini kerap memunculkan ruang udara yang tanpa pengawalan jet-jet tempur sama sekali.

Sebagai lintasan penerbangan internasional yang memiliki batas-batas tertentu, di ruang udara Indonesia Timur, memang sering terjadi pelanggaran udara terutama oleh pesawat-pesawat Australia dan jet-jet tempur AS yang sedang melintas di atas Lautan Pasifik.

Tapi ancaman paling nyata di wilayah Indonesia Timur memang datang dari Australia, mengingat posisi negara yang selalu menganggap Indonesia sebagai ancaman itu lebih dekat dengan Indonesia Timur dibandingkan Pemerintah Pusat yang berada di Jakarta.

Apalagi hingga saat ini Australia terus meningkatkan kekuatan tempurnya seperti pengadaan sekitar 100 jet tempur berteknologi siluman F-35 Lightning II dan penempatan ribuan pasukan marinir AS di Darwin.

Baca juga:Demi Jadi Pilot Jempolan, Calon Pilot Tempur TNI AU Ternyata Diperlakukan Melebihi Anggota Keluarga oleh Instrukturnya

Pasukan Australia sendiri sebenarnya pernah melakukan ‘simulasi serbuan’ ke Indonesia ketika memimpin pasukan Interfet (International Force East Timor) untuk mengambil alih kekuasaan di Timor-Timur dari Indonesia pada 1999-2000.

Demi meraih keunggulan udara di wilayah Indonesia Timur yang secara otomatis juga demi menghadapi ancaman serangan militer dari Australia, TNI AU dalam waktu dekat akan membentuk Komando Operasi Angkatan Udara III (Koopsau III) yang bermarkas besar di Biak, Papua.

Selama ini TNI AU telah memiliki Koopsau I yang bermarkas di Jakarta dan bertanggung-jawab atas keamanan udara di wilayah Indonesia Tengah dan Barat, serta Koopsau II yang bermarkas di wilayah Indonesia Timur.

Koopsau II bertanggung jawab atas keamanan ruang udara Indonesia Timur dan sebagaian ruang udara Indonesia Tengah.

Terbentuknya Koopsau III yang akan diperkuat dengan skuadron pesawat tempur dan transportasi jelas akan menjadi benteng udara di wilayah Indonesia Timur, khususnya ancaman yang datang dari Australia.

Baca juga:Meski Masih Bisa Terbang dan Bertempur, Banyak Pesawat TNI AU Terpaksa Masuk Museum Gara-gara 'Ulah Temannya'

Jika skadron pesawat tempur yang dibentuk bisa segera diisi dengan jet tempur Su-35 maka keunggulan udara di Indonesia Timur langsung tercapai dan jet-jet tempur Australia pun tidak bisa seenaknya melanggar ruang udara Indonesia.

Tapi meski Su-35 yang merupakan jet tempur paling cocok untuk menghadapi F-35 Austrlalia belum tiba, ketika Koopsau III sudah jadi, jet-jet tempur Su-30 MK TNI AU sebenarnya masih cukup mumpuni untuk menghadang F-35.

Pasalnya dengan terbang dari Baik, Su-30 masih punya banyak bahan bakar untuk menghadang jet-jet tempur F-35 Australia yang hanya memiliki jelajah terbang sekitar 1.300 km.

Sedangkan Su-30 jelajah terbangnya mencapai jarak 3000 km.

Artikel Terkait