Bisku Neo, Solusi Nutrisi Saat Bencana

Agus Surono

Penulis

Bisku Neo, Solusi Nutrisi Saat Bencana
Bisku Neo, Solusi Nutrisi Saat Bencana

Intisari-Online.com - Letak Indonesia yang berada di ujung pergerakan tiga lempeng dunia yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik menempatkannya sebagai negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia. MenurutBadan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR) Indonesia menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, dan gunung berapi.Selain itu Indonesia juga menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa serta enam untuk banjir.

Selain menimbulkan kerusakan, bencana alam juga membuat korban sulit untuk memenuhi ketersediaan makanan. Padahal, saat kondisi darurat begini, faktor makanan menjadi salah satu hal krusial yang dibutuhkan bagi para korban. Seperti kita lihat dan baca, selama ini yang lazim disalurkan adalah mi instan atau makanan sejenis lainnya. Di samping membutuhkan piranti pendukung dalam mengolah makanan seperti air bersih dan kompor, makanan tersebut juga rata-rata kurang memenuhi standar nutrisi.

Berangkat dari hal itu, Retno Dumilah Esti Widjajanti dan Tim Bidang Teknologi Pangan Fungsional, Pusat Teknologi Bioindustri (PTB) BPPT mengembangkan produk makanan yang mudah didistribusikan, mengandung cukup nutrisi, siap langsung dimakan dan menguatkan daya tahan tubuh.Pangan darurat yang diberi nama “Biskuit Nutrisi lengkap, Energi tinggi, dan Original dalam negeri” (Bisku Neo) merupakan sumber karbohidrat dan protein yang mengandung zat aktif untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan telah diuji di laboratorium secara in-vitro. Bisku Neo mengandung ± 500 Kkal/100 g atau ± 25% dari kebutuhan konsumsi harian bagi para pengungsi, sekaligus imunomodulator untuk mempertahankan kekebalan tubuh.

Dengan mengonsumsi empat bungkus Bisku Neo, maka kebutuhan energi selama satu hari telah tercukupi. Yang paling penting, bahan baku makanan ini dibuat dari produk lokal (a.l. tepung ubi kayu, ubi jalar, jagung, tempe, gula), sehingga meningkatkan kemandirian bangsa. Hal ini juga mendukung program pemerintah tentang diservikasi pangan. Karena berasal dari bahan baku lokal, Bisku Neo dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak, sehingga cocok untuk mengatasi permasalahan rawan pangan di daerah bencana dan perang.

Tekstur Bisku Neo dan cara pengemasannya dirancang untuk mampu bertahan terhadap tekanan besar sehingga bisa didistribusikan melalui jalur udara. Selain itu, keistimewaan Bisku Neo juga terletak pada kemasannya yang praktis dan siap saji serta biskuit ini mampu bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama, sehingga tidak cepat rusak atau kadaluarsa.

Saat ini Bisku Neo sudah diproduksi dengan skala industri bekerjasama dengan PT Tiga Pilar Sejahtera. Selain itu juga sudah dimanfaatkan oleh BAZARNAS. Namun demikian, sebenarnya makanan ini juga bisa diperuntukkan bagi orang tertentu yang membutuhkan makanan instant tanpa harus memasaknya lagi, tidak harus korban bencana alam. Bisku Neo juga bisa dikonsumsi dan dimanfaatkan oleh tentara yang sedang berlatih di daerah terpencil.(Humas BPPT)