Beberapa perusahaan seperti pengelola bioskop, restoran, dan kasino sudah menyatakan pelarangan penggunaan Google Glass di lingkungan usahanya, untuk menjaga privasi.
Terang saja Google Glass menjadi momok bagi tersebarnya foto atau video yang tidak diharapkan orang lain. Si Kacamata bisa dengan mudah mengunggah foto dan video tersebut langsung ke dunia maya, tanpa perlu izin dari objek yang difoto atau direkam videonya. Belum lagi, foto dan video ini tersimpan di server Google, yang diakses oleh hampir semua orang di dunia ini. Serem juga, ya?
Bagaimanapun juga, Google Glass dan teknologi “wearable computer” lain sudah menjadi kejutan besar bagi dunia. Kritik dan evaluasi justru krusial, untuk membuat teknologi memudahkan hidup manusia, bukan justru sebaliknya.
Penulis | : | J.B. Satrio Nugroho |
Editor | : | J.B. Satrio Nugroho |
KOMENTAR