Bijak Berpesta BBQ

K. Tatik Wardayati

Editor

Bijak Berpesta BBQ
Bijak Berpesta BBQ

Intisari-Online.com – Salah satu acara yang kerap mewarnai datangnya Tahun Baru adalah pesta BBQ yang diadakan warga satu RT, sekompleks, sekeluarga besar, sesama teman, dan sebagainya. Pestanya biasanya diselenggarakan di sebuah lapanan terbuka di perumahan, halaman rumah yang luas, halaman vila di daerah pegunungan ataupun di tepi pantai. Pokoknya, suasana pesta BBQ menyambut Tahun Baru benar-benar meriah dan semalam suntuk. Kembang api aneka warna dan rupa pun sudah disiapkan untuk lebih memeriahkan acara ini.

Semua ikut berpartisipasi. Para bapak pun tak segan turun tangan ikut berbelanja bahan untuk BBQ. Tak ketinggalan peralatan pun sudah disiapkan sejak sore hari. Para ibu pun tak kalah sibuknya menyiapkan makanan dan minuman. Mereka tetap menanak nasi – maklum orang Indonesia tidak merasa kenyang bila belum ketemu nasi.

Demi kesehatan, meski sedang berpesta tak ada salahnya bila nasi yang dimasak berasal dari beras yang masih mengandung bulir utuh (masih ada kulit arinya – contohnya adalah beras merah). Nasi seperti ini mengandung serat yang merupakan bagian karbohidrat yang tidak dapat dicerna dan akan membentuk massa dalam usus sehingga urusan buang air besar menjadi lancar.

Salad merupakan salah satu menu yang sering menjadi teman BBQ. Pilihan salad terbaik adalah berbahan sayur dan buah karena kedua bahan ini mengandung antioksidan yang mampu mengurangi efek buruk dari kelebihan kalori dan lemak dari protein hewani yang disajikan pada pesta BBQ.

Salad kentang dan pasta, sebaiknya dihindari. Karena, kedua salad ini tinggi kalori dan lemak (1 porsi saja bisa mengandung 400 kalori dan 20 g lemak. Tingginya kalori karena kandungan karbohidrat pada kentang dan pasta. Nah, coba bayangkan bila ditambah dengan ayam BBQ yang ada kulitnya, kalorinya bisa sampai 800 kalori dan lemaknya 40 g. Sangat tinggi! Padahal, rata-rata sekali makan lengkap kita cukup sekitar 600 kalori. Kelebihan kalori dan lemak tentu saja akan mengakibatkan kegemukan di kemudian hari.

Selain tinggi kalori, kentang dan pasta juga rendah kandungan seratnya. Gara-gara tinggi kalori dan rendah serat, bisa menyebabkan penurunan gula darah mendadak sekitar 1 jam setelah mengonsumsinya. Itulah sebabnya ketika di tengah pesta tiba-tiba tubuh merasa lemas dan mudah tersinggung karena kekurangan gula darah.

Ada yang menempel….

BBQ atau memanggang degan arang ataupun gas merupakan salah satu teknik memasak yang menggunakan efek pemanasan seperti halnya menggoreng, menumis, mengukus, dan merebus. Teknik memasak yang menggunakan efek pemanasan mengakibatkan terjadinya perubahan kimiawi pada bahan makanan. Seperti terbentuknya akrilamida, senyawa yang diketahui dapat menyebabkan kanker pada tikus.

Ketika menggoreng dicap sebagai teknik memasak yang dapat meningkatkan kolesterol dalam darah, memanggang menjadi salah satu teknik memasak yang favorit. Walau begitu, teknik memasak ini bukan tanpa efek buruk bagi kesehatan.

Bahan makanan yang dipanggang akan mengandung senyawa karbon amin-heterosiklik (AH) atau senyawa nitrosamin, dalam jumlah yang lebih tinggi daripada proses memasak dengan teknik lain. Ketika bahan makanan dibakar, umumnya dengan menggunakan arang yang mengandung zat karbon. Zat karbon ini menempel pada makanan dan bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Apalagi bila bahan makanan terlalu lama dibakar hingga gosong, maka kandungan zat karbonnya semakin banyak.

Efek buruk terhadap kandungan zat karsinogenik dalam makanan yang dibakar bisa diminimalkan dengan beberapa kebiasaan ibu-ibu yang diajarkan turun-temurun seperti berikut ini.

  • Membuang bagian yang gosong tersebut dan hanya mengonsumsi bagian yang bebas dari gosong, merupakan salah satu upaya pencegahan masuknya AH ke dalam tubuh.
  • Setiap kali menghidangkan sate, ikan atau ayam bakar biasanya bersama lalapan mentah seperti mentimun, tomat yang dilengkapi dengan sambal kecap yang isinya bawang merah mentah ternyata juga mampu menangkal efek buruk AH. Karena, bahan ini mengandung zat anti AH.
  • Merendam daging yang akan dipanggang dengan saus perendam dan mengolesinya dengan saus saat memanggang juga merupakan upaya pencegahan terbentuknya zat karsinogen pada permukaan daging.
  • Mengalasi bahan makanan yang akan dibakar dengan daun pisang tentunya juga mencegah AH menempel pada bahan makanan. Selain daun pisang bisa juga digunakan aluminium foil.
  • Api yang dipakai jangan terlalu besar. Dengan api yang kecil, tentunya makanan tidak berisiko gosong.
Dari segi teknik memasak, memanggang memang tidak menambah asupan lemak pada bahan makanan. Namun, bila bahan makanan yang digunakan tidak kaya lemak tentu akan lebih baik bagi kesehatan. Karenanya, pilihlah ayam dan daging sapi yang tak berlemak. Untuk setiap 30 g daging rendah lemak, kita bisa mengurangi asupan kalori 45 – 65 kal dan lemak sebanyak 5 – 8 g. Sosis memang lezat, tapi hati-hatilah dengan bahan yang terbuat dari daging cincang/giling yang dimasukkan ke dalam selongsong. Kandungan kalorinya 260 kal dan lemaknya 17 g karena yang dipakai biasanya daging berlemak. Begitu juga dengan hamburger. Kandungan kalorinya sekiar 245 kal dan lemaknya 10 g. Bila ingin makan hamburger, lebih baik bil amembuat sendiri dengan menggunakan daging rendah lemak. Jadi, kandungan lemaknya bisa terkendali. (Menu Sehat)