Intisari-Online.com – Manusia memiliki jam biologis yang mengontrol aktivitas alami tubuh selama 24 jam. Bukan hanya untuk mengelola makan dan tidur, jam biologis juga diperlukan untuk menentukan waktu terbaik bagi tubuh untuk bekerja, olahraga, istirahat, bahkan berhubungan seks.
Sinkronisasi kegiatan sehari-hari dengan jam biologis adalah cara terbaik untuk mencapai kualitas hidup terbaik. Tidak hanya secara fisik tapi juga mental yang sehat.
Untuk memaksimalkan kualitas hidup, identifikasikan jam biologis kita melalui panduan yang diterbitkan oleh The Sun seperti berikut ini.
Pukul 7.22: Bangun Tidur
Waktu ini diklaim sebagai waktu terbaik bagun tidur. Peneliti dari University of Westminster menemukan bahwa mereka yang bangun antara pukul 5.22 – 7.21 memproduksi hormon stres atau kortisol yang lebih tinggi dalam darah dibandingkan dengan mereka yang bangun sesudahnya.
Kondisi ini dipengaruhi oleh berapa lama mereka tidur. Bangun dalam rentang waktu itu hormon stres tetap tinggi, meskipun mereka tidur selama tujuh atau delapan jam seperti yang disarankan.
Pukul 07.30: Berhubungan Seks
Setelah delapan menit bangun, dianggap sebagai waktu yang ideal untuk bercinta. Pada saat ini, tubuh mengalami lonjakan hormon seks dan aliran adrenalin. Sebuah penelitian di Italia mengklaim hal itu menjadi waktu terbaik untuk mencapai orgasme atau hamil. “Sensitivitas berada pada titik maksimum, sehingga masing-masing akan lebih responsif,” kata Suzie Hayman, seorang terapis seks.
Pukul 8.10: Sarapan
Seumlah ilmuwan di Australia menyatakan bahwa waktu terbaik untuk sarapan adalah tidak lebih dari satu jam setelah bangun tidur. “Pada saat ini nafsu makan berada di bagian atas untuk menikmati sarapan, dan waktu yang paling kondusif bagi perut untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisi,” kata Brett Harper, yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Pukul 09.00: Menangani Tugas Berat
Menurut penelitian di Pusat Gangguan Tidur di New York, tingkat kewaspadaan dan konsentrasi berada paling tinggi terjadi satu sampai dua jam setelah bagun tidur. Alasannya, “Peningkatan kadar gula darah memberikan energi untuk mengelola situasi sulit,” kata Profesor Simon Folkard dari University of Wales.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR