Intisari-Online.com – Kolesterol sangat erat hubungannya dengan trigliserida, karena keduanya tergolong lemak.Banyak orang mengira hanya dengan olahraga seperti latihan aerobik atau tenis lapangan tiga kali seminggu hingga keringat mengucur, dapat segera menurunkan kadar kolesterol darah.Padahal, olahraga lebih cepat menurunkan kadar trigliserida, bukan kolesterol.
Trigliserida bukanlah lemak khusus melainkan lemak dengan tiga molekul ester gliserol dan asam lemak. Struktur kimia macam ini memungkinkan untuk terurai bila terjadi pembakaran atau oksidasi sewaktu berolahraga. Karena dampaknya terhadap kesehatan, kadar trigliserida yang tinggi perlu segera diturunkan. Kalau tidak, kadar HDL (kolesterol baik) bisa menurun sehingga bisa meningkatkan risiko terhadap stroke dan serangan jantung.
Sedangkan kolesterol adalah lemak khusus yang rumus kimianya berstruktur steroida, yakni terdiri atas empat buah cincin yang bersatu. Di dalam tubuh, kolesterol berguna untuk pembuatan sel membran, vitamin D, garam empedu, hormon mineralokortikosteroida, hormon glukokortikosteroida, dan hormon seks.
Kolesterol bisa dibuat sendiri oleh tubuh. Namun, jumlahnya hanya 20%. Selebihnya, dibuat dari bahan-bahan dari luar tubuh, yakni berupa makanan sumber karbohidrat seperti nasi atau roti. Dalam proses pencernaan, sumber karbohidrat dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya, glukosa diurai menjadi tenaga, O2, dan Co2 saat kita berolahraga sampai keluar keringat sebagia bukti terjadinya pembakaran atau oksidasi.
Namun, bila pembakaran kurang sempurna, berarti kekurangan oksigen, sehingga akan terbentuk asam laktat. Asam laktat yang tersisa dalam otot akan mengakibatkan kita merasa pegal-pegal.
Perlu diketahui, dalam keadaan tidak berolahraga, tubuh kita akan mudah mengolah glukosa menjadi kolesterol melalui asam piruvat, yang selanjutnya membentuk hidroksi-metil-glutarat (HMG), squalene, lanosterol, dan kolesterol.
Kalau trigliserida dapat diturunkan dengan cara berolahraga, kadar kolesterol secara alami bisa turun pada saat pembuatan vitamin D3 (dalam hati dan ginjal) atas bantuan sinar matahari (sinar ultraviolet). Di sini hormon paratiroid akan menggalakkan penyerapan kalsium dan fosfor oleh usus.Dengan kata lain, berjemur di bawah terik sinar matahari pagi sampai berkeringat akan menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Pasalnya, dengan pembentukan vitmain D3, maka reaksi kolesterol akan berjalan ke kanan menjadi vitamin D3, sehingga kadar kolesterol turun.
Vitamin D3 memang dibutuhkan tubuh. Kekurangan vitamin D3 pada anak-anak misalnya, akan menghambat pertumbuhan. Sedangkan pada orang dewasa, defisiensi vitamin D3 menyebabkan tulang mudah patah (osteomalacia), akibat terjadinya demineralisasi tulang.
Namun, sebaliknya kelebihan vitamin D3 pada anak-anak misalnya karena terlalu banyak mengonsumsi minyak ikan, anak akan terus merasa haus, nafsu makan menurun, dan terjadi plyuria (produksi urine berlebihan). Kelebihan vitamin D3 pada orang dewasa akan menyebabkan demineralisasi yang tersimpan di jaringan lunak.
Untuk pembentukan hormon seks, baik testosteron maupun estradiol, juga diperlukan kolesterol. Bila hormon seks kita keluarkan dari dalam tubuh, salah satunya, lewat hubungan intim, kolesterol akan bereaksi dengan memproduksi hormon seks lagi, ini mengakibatkan kolesterol turun.
Kolesterol juga berguna untuk membentuk kortikosteroid, baik glukokortikosteroid maupun mineralokortikosteroid. Glukokortikosteroid bermanfaat untuk menetralisasi stres, misalnya saat menghadapi kemacetan sewaktu mengendarai mobil atau sewaktu terlambat makan. Pada saat itulah secara tidak sadar, kadar kolesterol kita menurun.
Jadi, ketika kita berjemur di pagi hari, melakukan hubungan intim, atau mengalami stres, secara alami kolesterol darah kita bisa menurun.
Ingin bukti? Coba saja. (Hartono Hdw/Intisari)