Stres Menjadi Ayah Baru?

K. Tatik Wardayati

Editor

Stres Menjadi Ayah Baru?
Stres Menjadi Ayah Baru?

Intisari-Online.com – Konsep menjadi ayah pastilah menarik. Namun, bulan-bulan awal kedatangan seorang bayi menjadi sangat berat untuk orangtua baru. Sebagai laki-laki sekarang harus lebih aktif terlibat dalam fase kehidupan bayi mereka. Hal ini kadang-kadang membuat seorang ayah mengalami stres. Kadang-kadang begitu kuat stresnya hingga mereka tidak mampu mengatasinya.

Menurut analisis baru yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, sekitar 10 persen ayah mengalami depresi pasca-bayi-lahir. Penelitian ini melibatkan 28.000 responden.

Bagaimana menanggulangi stres sebagai ayah baru?

Beberapa modifikasi gaya hidup bisa dimasukkan untuk mengurangi stres yang dialami oleh ayah baru dan penuh harap. Kita akan melihat beberapa sumber stres dan tips untuk menguranginya.

  • Tanggung jawab baru. Sukacita menyambut bayi baru juga mempunyai tanggung jawab banyak bagi ayah seperti waktunya menyusui, mengganti popok, yang kadang sulit mereka atasi. Tambah lagi, tangisan bayi yang terus-menerus dan gangguan lain di rumah.Tips: Ide yang baik untuk membantu di rumah sejak awal kehamilan. Mulailah mengambil tanggung jawab rumah tangga dan kegiatan sehari-hari lainnya seperti mencuci, membantu pasangan memasak, membersihkan rumah, dll. Dengan cara ini, saat bayi lahir, maka ayah akan terbiasa melakukan tugas-tugas di rumah. Bisa juga dengan meminta bantuan kerabat selama bulan-bulan awal atau pembantu untuk menjaga agar rumah tetap bersih.

  • Ketidakmampuan menghabiskan waktu dengan bayi baru lahir.Ayah mungkin merasa sulit menghabiskan banyak waktu dengan bayi baru lahir saat mereka menginginkannya.Tips: Saat ini, beberapa perusahaan menawarkan cuti untuk ayah baru. Manfaatkanlah itu. Atau cobalah mengambil pekerjaan paruh waktu atau “bekerja dari rumah” merupakan pilihan jalan keluar mengatasinya.

  • Beban keuangan.Bayi baru lahir tentunya membutuhkan seluruh hal yang harus dibeli. Mengambil pengasuh juga menambah biaya. Bisa saja Anda sudah memutuskan bahwa pasangan tidak akan bekerja selama 2 – 3 tahun dan Anda menjadi pencari nafkah tunggal. Tentunya ini akan menambah stres.Tips: Perencanaan kapan harus punya bayi dan menjaga kesehatan membantu meringankan ketegangan ini.

  • Tidur terganggu.Ini tidak bisa dihindari selama periode awal kelahiran bayi. Bayi biasanya bagun 2 atau 3 kali di tengah malam dan ingin disusui atau ganti popok.Tips: Ini bisa diatasi dengan tidur pada jam yang berbeda dengan pasangan. Contohnya, pasangan Anda bisa tidur di ruangan yang berbeda pukul 21.00 – 02.00, sementara Anda berada di kamar bayi siap dengan botol susu (ASI bisa dipompa terlebih dahulu kemudian dimasukkan dalam botol). Kemudian, pukul 02.00 – 07.00 Anda bisa tidur di kamar lain, sementara pasangan dengan bayi di kamar. Dengan cara ini, Anda bisa mendapatkan tidur yang berkualitas, dan bisa beristirahat di pagi hari.

  • Tidak ada atau kurang waktu dengan pasangan. Bayi yang baru lahir menuntut banyak waktu dari kedua orangtuanya. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari Anda tidak dapat menghabiskan waktu berkualitas dengan pasangan. Ini selalu menyebabkan stres. Sebelumnya, Anda menggunakan waktu untuk membahas segala sesuatu dengan pasangan, sekarang, tidak ada waktu lagi bagi pasangan Anda untuk mendengarkan.Tips: Percayakan perawatan bayi kepada kerabat atau pengasuh (mungkin 3 – 4 jam dalam seminggu) untuk mencuri waktu beberapa saat jauh dari rumah. Rencanakan makan malam pribadi atau sebuah perjalanan, saat Anda bisa berbicara dengan pasangan. Jika Anda tidak bisa mempercayakan bayi kepada siapa pun, maka ini adalah ide yang baik untuk mengajarkan kemandirian pada bayi. Biarkan bayi tidur di ruang yang terpisah dari orangtua sejak awal. Dengan cara ini Anda dan pasangan bisa berada di ruangan lain dengan tetap menjaga bayi melalui audio atau video monitor.

  • Tanpa seks. Bulan pertama atau kedua tanpa seks (sesuai saran dokter) bisa menimbulkan stres pada beberapa ayah baru. Apalagi, pasangan Anda sangat lelah dengan kegiatan merawat bayi sehingga ia hanya memikirkan tidur ketika melihat tempat tidur.Tips: Bersabarlah. Biarkan pasangan Anda keluar dulu dari gejolak fisik dan emosional pascamelahirkan. Memotivasi untuk berbicara dengannya apa yang dirasakannya. Peluklah pasangan, mungkin ini membantu menenangkannya.

Beberapa tips lain yang membantu Anda mengatasi stres pada periode ini:

  • Bermain dengan bayi
  • Terlibat aktif dalam perawatan bayi
  • Diskusikan dengan pasangan bagaimana perasaan Anda
  • Diskusikan pengalaman dengan ayah baru lainnya
Seorang bayi bisa mengubah dinamika rumah tangga. Bukan tanpa alasan bayi disebut “bungkusan sukacita”. Terserah pada Anda bagaimana mengubah ketegangan kecil untuk keuntungan Anda sebagai orangtua.