Jumlah uang yang Anda berikan kepada anak-anak tergantung pada kemampuan ekonomi Anda sendiri. Hanya saja, Anda perlu juga mempertimbangkan siapa teman anak Anda sebelum mengambil keputusan. Kelompok teman sebaya menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan jumlah.
Jika Anda termasuk dalam kelas ekonomi menengah, tapi teman-teman anak Anda termasuk kurang beruntung, beri uang saku sebanyak yang diterima teman-temannya. Kalau anak Anda punya teman-teman dari keluarga kaya, dan Anda tidak mampu memberi uang saku kepada anak Anda sebanyak yang diterima kawan-kawannya, cegah dia untuk bergaul dengan mereka. Jangan menyerah pada tuntutan anak akan uang saku yang lebih banyak, hanya karena teman-temannya menerima lebih banyak.
Anak-anak dengan latar belakang yang sama biasanya berintegrasi lebih baik. Mereka bisa saling belajar mengendalikan diri.
Yang lebih sering terjadi, uang saku yang terlalu banyak menjadi tanda kurangnya perhatian dari orang tua. Orang tua yang terlampau sibuk dengan karier atau kegiatan sosialnya, sehingga tidak cukup waktu untuk bersama anak-anaknya, merasa bahwa mereka bisa mengganti kurangnya perhatian dengan memberi banyak uang saku ketika si anak merasa minder pada temannya yang menerima uang saku lebih banyak. Akan lebih bijak untuk menjelaskan padanya bahwa nilai setiap orang itu berbeda, juga memberi alasan kenapa Anda memandang nilai-nilai yang telah Anda pilih itu sebagai yang terbaik. Buatlah anak Anda bangga menjadi dirinya sendiri, sehingga dia bisa bertahan dalam segala hal.
Menjadikan anak bisa mendapatkan uang sendiri merupakan konsep populer di dunia Barat. Namun di Asia, para orang tua kurang sepakat dengan gagasan tersebut. Menurut saya, bila anak Anda telah menyelesaikan sekolahnya, dia sudah cukup umur untuk bekerja kecil-kecilan untuk mendapatkan sedikit uang.
Mendapatkan uang membuat anak tidak hanya percaya diri, tapi juga menjadikannya berpikir dua kali sebelum membelanjakannya. Dan ketika anak membeli barang-barang dengan uangnya sendiri, mereka akan merawat barang-barang itu dengan lebih baik.
Ajari konsumerisme
Ajak anak-anak untuk membandingkan harga. Paket ukuran berapa yang nilainya paling baik? Kenapa barang ini lebih bagus dari yang itu? Mengapa kadang-kadang lebih baik membeli barang yang mahal ketimbang yang murah? Jelaskan kenapa Anda memilih produk tertentu. Ajari tentang konsumerisme dengan pergi ke perpustakaan dan membaca iklan pada koran lama.
Ketika Anda membolehkan anak membeli barang dengan uangnya sendiri, Anda akan mendapati mereka tidak mau lagi lebih banyak membelanjakan uangnya, dan akan berpaling pada barang-barang yang tidak mahal. Doronglah pada kebiasaan menabung. Usahakan menjadikan anak-anak sebagai konsumen yang bijak, terutama berkaitan dengan uangnya sendiri.
Mengajarkan nilai uang
Anak-anak perlu belajar tentang nilai uang. Jelaskan bagaimana Anda harus bekerja keras untuk bisa membayar sekolah dan kuliah mereka, untuk membayar sewa atau cicilan rumah, makanan, beli pakaian, peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Anak-anak harus menyadari bahwa Anda melakukan tugas itu untuk mereka, dan mereka harus menghargainya. Mereka tidak boleh menganggap bahwa semua itu memang sudah semestinya.
Anak-anak perlu belajar bagaimana mendapatkan dan mengelola uang. Namun, jangan menyembah uang. Membelanjakan uang, yang hanya kadang kala, untuk sesuatu yang tidak terlalu berguna itu menyenangkan dan manusiawi.
Nilai Anda
Sikap seseorang terhadap uang diadopsi langsung dari keluarga terdekat. Anak-anak menyerap sikap tersebut sejak kecil dan membawanya ke dalam kehidupan mereka. Sebagian besar orang tua suka menanamkan pemikiran-pemikiran umum tentang pengaturan dan pengeluaran uang. Ketika anak Anda berusia sekitar 10 tahun, dia sudah memiliki pemahaman yang cukup mengenai pengeluaran rata-rata dalam keluarga. Jika Anda memandang pakaian dan sepatu yang mahal sebagai hal yang lebih penting ketimbang peralatan olahraga dan buku, atau menonton film di bioskop itu lebih penting daripada menonton konser musik atau teater, sangat mungkin anak-anak Anda akan melakukan hal serupa. (The Art of Successful Parenting)
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR