Intisari-Online.com – Sebagian orang di dunia mengalami kesulitan tidur. Bagi orang yang tidak memiliki masalah kesehatan, kedengarannya seperti sesuatu yang dapat diatasi dengan mudah, tetapi tidak untuk orang yang memiliki insomnia.
Ada banyak penyebab insomnia. Bahkan kebocoran payudara implan pun menyebabkan insomnia. Kebanyakan orang mengatasi gangguan tidur dengan obat tidur dan terapi perilaku kognitif (CBT) atau yang juga dikenal sebagai terapi wicara.Kedua pengobatan tersebut memiliki plus-minusnya. Akan tetapi, para ahli lebih menganjurkan terapi wicara atau CBT daripada minum pil tidur.
Terapi wicara adalah pengobatan insomnia tanpa menggunakan obat tidur. Dengan bantuan seorang spesialis, penderita insomnia diajar untuk menciptakan kebiasaan tidur yang baik dan keterampilan untuk mengatasi kecemasan. Pil tidur hanya berguna untuk jangka pendek.
Para peneliti menyatakan, terapi wicara mungkin sama efektifnya dengan obat dalam mengatasi kesulitan tidur kronis. Terapi wicara bukan hanya meningkatkan kemampuan untuk tidur atau mengobati insomnia, tetapi juga membuat orang sehat dan mampu mengatasi gejala-gejala depresi. Di sisi lain, penelitian terbaru juga mengungkapkan, penggunaan pil tidur untuk insomnia dapat mempersingkat kehidupan seseorang.
“Ada banyak manfaat CBT dibandingkan dengan obat,” kata Dr. David Plante, seorang spesialis di bidang tidur, di University of Wisconsin. “Anda memiliki keuntungan jangka panjang meskipun telah selesai metode pengobatannya, yang tidak bisa diperoleh bila menggunakan obat tidur.”
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Lembaga Kesehatan Nasional, AS, diketahui bahwa seperlima dari orang dewasa Amerika Serikat mengalami kesulitan tidur setiap malam selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Insomnia bisa berlangsung selama berminggu-minggu dan bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan lain seperti sleep apnea, sindrom kaki lelah, gangguan mental, dan penyalahgunaan obat-obatan.
“Insomnia kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat,” kata Plante seperti dikutip oleh LiveScience.
Bukan berarti obat tidur tak berguna, meskipun beberapa penelitian mengungkapkan penggunaan pil tidur bisa berbahaya. Beberapa ahli menyatakan obat tidur masih memiliki manfaat jangka pendek. “Penggunaan obat tidur diperlukan pada orang yang mengalami stres akut atau kesedihan, mungkin selama sebulan,” jelas James Findley, spesialis perilaku tidur di University of Pennsylvania. “Tapi setelah itu penggunaannya harus dikurangi secara bertahap.”
Untuk Anda yang mengalami gangguan insomnia, konsultasikan kepada dokter spesialis Anda, apakah harus melakukan terapi wicara atau perlu minum obat tidur.