Intisari-Online.com - Menurut Carl Leivers, pelatih lari dari Atlanta, AS, ada beberapa kesalahan utama yang kerap dilakukan oleh “beginner runner” atau pelari pemula. Apa saja kesalahannya, ikuti penuturan Carl berikut!
1. Mencoba berlari terus-menerus dengan jarak yang jauh
Jika Anda merupakan pelari pemula, tentu sangat menggoda untuk menjajal kemampuan dengan berlari sampai beberapa kilometer jauhnya. Mungkin Anda berpikir, hari ini sanggup berlari hingga 2 kilometer dan besok akan menambahnya sampai 3 kilometer. Setelah itu, Anda mengira fisik Anda akan menjadi lebih baik seusai “menunaikan” niat berlari sejauh mungkin.
Padahal, kata Carl, apa yang Anda pikirkan atau lakukan itu sama sekali salah! “Jika Anda baru saja memutuskan untuk memulai berlari atau malah baru memulai lagi ketika sudah lama tak melakukannya akibat pernah cedera, apa yang Anda lakukan itu sebenarnya sangat berlebihan,” terang Carl.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
“Saya selalu mengatakan kepada anak didik saya untuk berlari rutin dengan jarak sama hingga 2-3 minggu lamanya secara berturut-turut, sebelum memutuskan menambah jarak tempuh,” lanjut Carl. “Yang Anda lakukan di tahap awal ini bertujuan untuk membiarkan tubuh beradaptasi terlebih dulu.”
Hal ini juga, lanjut Carl, untuk menghindari atau mengurangi dampak cedera, termasuk agar tak langsung kehabisan napas seusai berlari.
2. Selalu berlari secepat kilat
Kebiasaan yang sering terlihat oleh Carl pada setiap pelari pemula adalah menganggap semakin cepat berlari akan semakin cepat membakar kalori. Padahal, jika Anda berusaha menambah kecepatan setiap kali berlari, justru akan membuat Anda cepat merasa kelelahan.
Sehingga biasanya pelari pemula akan mudah “menyerah” atau malas ketika di lain waktu diajak berlari lagi. Karena merasa kegiatan berlari adalah sesuatu yang tidak menyenangkan.
Cara mengatasinya, kata Carl, setiap pelari pemula harus tahu kunci suksesnya untuk bisa memiliki komitmen dan konsisten saat memilih olahraga lari. Yakni membuat setiap langkah saat berlari secara konstan, artinya lakukan dengan kecepatan yang sama setiap saat. Tak perlu menambah kecepatan secepat kilat.
Untuk menjaga konsistensi kecepatan dalam berlari ini, Carl memberi tips, ajaklah seseorang yang juga memiliki minat sama untuk mau mulai berlari dan mengobrollah dengannya saat berlari. “Ya, lakukan konversasi dengan kawan berlari Anda. Ini untuk menjaga agar kecepatan berlari tetap konstan.”
Berlari dengan kecepatan konstan dan jarak yang sama tapi dilakukan dengan rutin, akan membuat Anda tertantang untuk melakukan olahraga lari lebih sering lagi. Tak hanya seminggu sekali, tapi mungkin Anda akan menggunakan running shoes beberapa kali dalam seminggu.
3. Enggan menambah jarak tempuh saat merasa nyaman dengan cara berlari yang rutin dilakukan
Hal inilah yang juga banyak ditemui oleh Carl pada para pelari pemula. Carl memang menyarankan agar berlari dengan jarak dan kecepatan yang konstan selama beberapa minggu. Tapi jika setelah berbulan-bulan lamanya hanya melakukan cara seperti itu saja, Anda tak akan mengalami kemajuan di bidang olahraga.
Agar kegiatan berlari tidak jadi membosankan dan Anda semakin mendapatkan manfaatnya untuk tubuh, kata Carl, Anda bisa mencoba menambah jarak tempuh beberapa ratus meter setiap minggunya. Tak perlu menambah jarak setiap jadwal berlari.
“Anda bisa mix dengan menambah jarak tempuh 1-2 kali lebih jauh dibanding yang reguler Anda lakukan, termasuk menambah kecepatan dibanding sebelumnya, setiap minggu saja,” tambahnya.
Di luar itu, Anda bisa tetap berlari dengan kecepatan dan jarak tempuh yang biasa Anda lakukan. (Intan Y. Septiani/tabloidnova.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR