Intisari-Online.com - Salah satu tradisi lebaran di Indonesia adalah berbagi rezeki dengan sanak saudara di kampun halaman.
Entah dimulai sejak kapan, tapi rasanya para saudara yang sudah sukses akan memberi amplop berisi uang kertas pada keponakan mereka.
Untuk mendapat uang kertas dalam jumlah banyak, biasanya orang-orang menukarkan uangnya ke Bank Indonesia atau bank lain yang melayani jasa penukaran uang.
Namun karena malas antre, banyak juga pedagang uang tangan kedua yang memanfaatkan kesempatan ini.
Baca Juga: Inilah Makam Putri Diana, Indah Namun Kerap Diabaikan Keluarganya Sendiri
Mereka akan antre di Bank Indonesia sejak pagi, lalu menjual kembali uang itu dengan mengambil keuntungan.
Nah, sayangnya hal ini juga rawan menjadi ajang penipuan dan mencurangi konsumen.
Penukar uang seringkali cuek dan tidak waspada saat menukarkan uang pada para pedagang uang baru di pinggir jalan.
Ini membuat beberapa pedagang yang tidak jujur menukar beberapa lembar uang kertas asli dengan yang palsu.
Tentu tidak semua pedagang uang kertas baru melakukan hal ini, tapi agar lebih hati-hati, baiknya Anda menyimak beberapa ciri uang kertas palsu.
1. Nomor seri sama dengan uang kertas lain di dalam tumpukan
Uang asli yang diproduksi oleh Perum Peruri memiliki nomor seri yang berbeda di tiap lembarnya.
Biasanya dalam satu bundel uang disusun dengan nomor seri yang berurutan.
Namun, uang palsu kerap memiliki nomor seri yang sama.
2. Tidak ada hologram
Uang asli memiliki hologram logo Bank Indonesia di salah satu sisinya.
Hologram itu bisa berubah warna saat terkena cahaya.
Uang palsu biasanya tak ditemukan hologram, atau ada logo serupa hologram namun tidak bisa berubah warna saat terkena cahaya.
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR