Sebagai informasi, negara-negara seperti AS melarang penggunaan embrio manusia lebih dari 14 hari sebagai bahan percobaan.
Baca juga: Beruntung, Kakek Ini Dapatkan Hati Gadis Cantik yang Umurnya Seusia Cucunya!
Padahal, pada masa tersebut, sel-sel pendiri baru saja terbentuk.
Untuk itu, sel manusia kemudian dicangkokan pada embrio ayam berusia 12 jam yang setara dengan embrio manusia berumur 14 hari.
Dr Martin Blum, seorang ahli biologi perkembangan di Universitas Hohenheim di Jerman, mengatakan temuan ini bisa mengakhiri penggunaan embrio manusia yang sebenarnya di laboratorium.
"Ini adalah kemajuan yang nyata, sangat indah untuk mempelajari tanpa harus menggunakan embrio manusia," ujar Dr Blum.
Tanggapan serupa juga diungkapkan oleh Martin Petra, peneliti sel punca di Jackson Laboratory, Maine.
Menurutnya, hal ini menjadi jalan baru untuk mempelajari bagaimana janin cacat bermula.
"Ada cukup banyak hal dari sistem ini yang mengarah ke sana," ujar Petra.
Meski mendapat banyak dukungan, Dr Brivanlou tidak sepenuhnya setuju bahwa hal ini bisa menggantikan penggunaan embrio manusia.
"Tidak ada pengganti untuk mempelajari embrio yang sesungguhnya. Semua hal lain yang kami lakukan untuk memodelkan jenis itu adalah sebuah penyederhanaan," katanya.
Dr Brivanlou menambahkan, langkah selanjutnya adalah untuk menentukan bagaimana sebenarnya sel organ mempengaruhi tetangga mereka, yang dapat membantu upaya memanipulasi sel induk menjadi regenerasi jaringan dan organ khusus. (Resa Eka Ayu Sartika)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tim Ilmuwan di AS Bikin Embrio Setengah Manusia Setengah Ayam"
Baca juga: Tega, Ibu Ini Jual Anaknya Seharga Rp110 Juta, Kemudian Berbelanja Kosmetik dengan Uang Tersebut!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR