Sebelumnya, ahli matematika Inggris William Outhtred sekitar tahun 1622 membuat alat hitung berbentuk mistar yang di bagian tengahnya terdapat benda yang bisa digeser-geser.
"Mistar" ini bisa menghitung secara cepat, membagi, meng- "kuadrat", mencari akar angka, logaritma suatu angka, dan sebagainya.
Konstruksi skala yang dipakai pada alat ini memang berdasarkan pada prinsip logaritma ciptaan ahli matematika Skotlandia, John Napier pada 1614 (sumber lain menyebut matematikawan Inggris Edmund Gunter).
Sebelumnya, John Napier menemukan cara menghitung dengan tabel "empat persegi" yang terdiri atas 9 x 9 kolom angka, masing-masing berisi angka 1 sampai 9 - kemudian dikenal dengan nama Napier's Bones.
Lantas alat hitung mekanis generasi kedua lahir.
Tahun 1642, Blaise Pascal, ahli matematika Prancis – yang saat itu berusia sekitar 19 tahun - membuat kalkulator digital untuk membantu menghitung pajak ayahnya yang pegawai administrasi pemerintahan lokal.
Namun alat ini baru bisa untuk penjumlahan dan pengurangan.
Baca juga: Ini Baru Mantap, Ada Mesin yang Bisa Menghitung Kalori Sepiring Makanan!
Lalu Gottfried Wilhelm von Leibniz (1646 - 1716), matematikawan dan filsuf Jerman pada 1671 mengembangkan alat hitung bikinan Pascal.
la membuat mesin hitung yang tidak hanya dapat melakukan penjumlahkan dan pengurangan tapi sekaligus melakukan perkalian, pembagian, dan mencari akar.
Baru pada 1820, kalkulator mekanik mulai populer.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR