Sebenarnya tidak hanya Rusia yang suka membuat gertakan dengan cara meluncurkan rudal balistik karena China, Pakistan dan India juga kerap menguji coba rudal-rudal balistiknya sepanjang tahun 2016, 2017, dan 2018.
Baca juga: Kim Jong Un di Mata Warga Korsel: Terkenal Diktator Tapi Terlihat Lembut
Uji coba peluncuran rudal balistik yang dilaksanakan Rusia dan China jelas untuk menggertak AS.
Maka menjadi ironis, jika AS ‘merasa menang’ hanya karena berhasil menundukkan Korut dalam soal kepemilikan nuklir dan rudal balistik.
Pasalnya ancaman serangan rudal balistik dan nuklir AS sesungguhnya justru berasal dari Rusia serta China.
Dengan kondisi AS yang sebenarnya tidak berdaya menghadapi Rusia dan China terkait uji rudal balistiknya, maka Korut pun merasa di atas angin.
Dalam perkembangan terkini malah Presiden Trump yang berusaha keras untuk mencegah KTT AS-Korut jangan sampai gagal. Sedangkan Kim Jong Un bersikap ‘santai-santai saja’.
Apalagi secara politik Rusia dan China cenderung membela Korut ketika harus berseteru melawan AS.
Seperti yang disampaikan Presiden China, Xi Jinping saat dikunjungi Kim Jong Un di Beijing (9/5/2018).
Source | : | dailymail.co.uk,cnn.com,South China Morning Post |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR