Advertorial

Aneh, Miliader Ini Lebih Memilih Dipenjara Daripada Memberi Uang Perceraian Pada Mantan Istrinya

Moh. Habib Asyhad
Khena Saptawaty
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

John Hart adalah seorang miliader yang memiliki segalanya dan bisa membeli apapun. Namun, ia ogah memberikan uang perceraian kepada mantan istrinya.
John Hart adalah seorang miliader yang memiliki segalanya dan bisa membeli apapun. Namun, ia ogah memberikan uang perceraian kepada mantan istrinya.

Intisari-Online.com – Ini adalah kisah miliader bernama John Hart (80 tahun).

Duduk sendirian di griya tawangnya yang mewah, raja properti itu sedikit memperlihatkan sosok yang menyedihkan.

Padahal ia memiliki segala hal yang bisa dibeli dengan uang, seperti sebuah vila di Florida,apartemen di Majorca, sebuah kapal pesiar di Antibes.

Ia juga selalu bisa terbang di kabin kelas satu ke berbagai lokasi yang eksotis.

Di tempat tujuan ia bisa menunjuk jejeran mobil mewah yang diinginkan.

Meskipun demikian, semua itu bisa saja segera tinggal menjadi sebuah kenangan.

Baca juga:Jumlah Miliarder di Dunia Naik Jadi 2.754 Orang, Sebegini Total Harta Mereka Jika Digabung

Di usianya yang ke-83 tahun ia punya masalah kesehatan, mulai dari kanker prostat hingga gangguan jantung.

Ia didiagnosa mengidap kanker prostat sepuluh tahun lalu, tetapi ia tidak mau dioperasi karena khawatir jadi impoten.

Selain itu, ia bisa segera tersingkirkan dari kehidupannya yang mewah beralih ke sebuah sel penjara.

Ia akan menukar semua kemewahan itu menjadi sel yang suram, matras tipis yang dingin, dan bau.

Belum lagi ia harus berbagi bersama para kriminal atau pecandu narkoba lainnya.

Ia juga akan menemui makanan dibawah standarnya yang disajikan di nampan plastik selama 14 bulan, jika dijalani penuh.

John bersikeras bahwa ini adalah sebuah harga kecil bagi keadilan dan juga balas dendam.

Itu karena ia lebih bersiap masuk ke penjara daripada memberi uang tunjangan perceraian lebih kepada mantan istrinya, Karen (62 tahun).

Inilah perceraian yang paling pahit dan berlarut-larut yang pernah ada di negeri itu.

Kasus perceraian antara John dan Karen dimulai pada 2012, dengan kedua pihak saling menggugat.

Hingga pada 2015 pengadilan memberikan Karen 3,5 juta poundsterling atau Rp70 triliun.

Keputusan itupun ditolak oleh John dan persidangan perceraian terus berlanjut hingga 2016.

Baca juga:6 Zodiak yang Punya Bakat jadi Orang Kaya, Anda Termasuk? Cek Selengkapnya di Sini!

Pada Februari lalu hakim Stephen Wildblood menganggap John Hart bertindak ‘melecehkan hukum secara serius’ dan memerintahkan untuk memenjarakan pria itu selama 14 bulan.

Oleh pengacaranya kasus ini kemudian dibawa ke Pengadilan Tinggi.

Selama kasus ini belum mendapat putusan akhir, John diberi keringanan hingga 5 Juni dan ia belum akan masuk penjara.

Kakek itupun tetap bisa pergi ke kantor lima hari dalam seminggu. Hanya saja ia tidak bisa liburan ke Majorca atau Prancis Selatan karena pasportnya ditahan.

Dilansir dari MailOnline, Jumat (18/5), John mengklaim mantan istrinya berhutang padanya, sementara sang mantan mengklaim pria itu menyembunyikan dokumen.

Tuntutan hukum yang keras dan tidak berkesudahan sejauh ini telah menghabiskan biaya 1 juta poundsterling atau Rp 20 miliar. Hasilnya, John dihukum melawan persidangan.

Sejak persidangan perceraian itu, putra dan putrinya tidak mau berbicara padanya dan ia tidak pernah bertemu dengan cucu satu-satunya.

Sementara mantan istrinya, Karen, mungkin tidak akan mengunjunginya di penjara.

Meskipun demikian, tetap saja John memperlihatkan perlawanan dan bersikeras.

Baca juga:Wanita Ini Pernah Menyamar Jadi Orang Gila, Keliling Dunia Sendirian, dan Jadi Jutawan Sebelum Berusia 40 Tahun

“Aku akan masuk penjara dan aku tidak menangis. Dia tidak bisa menghancurkanku. Aku akan mengatasinya karena aku bermental kuat akan apapun dengan berbagai situasi.”

Ia juga bilang, ia tidak menginginkan perlakuan khusus karena umur atau kesehatan.

Sejak mantan istrinya mulai menggugat cerai, ia tetap bertahan dan hukuman penjara adalah pertempuran lain yang dihadapi.

Namun, ketika ia dibebaskan, ia ingin memperjuangkan kekayaannya dan ia akan memenangi pertempuran ini.

Diceritakan, John lahir di Birmingham. Ia memulai bisnis sebagai seorang penjual buah dan sayuran kaki lima yang punya masalah judi.

Kemudian ia memiliki kekayaan hingga 9,4 juta poundsterling atau Rp188 triliun setelah berinvestasi dalam bisnis perumahan dan penjualan mobil.

Dengan katanya sendiri, ia telah mengumpulkan kekayaannya ‘dibalik impian terliarnya’.

Setelah tiga tahun yang berbiaya mahal, kenyataannya John tidak lolos dalam persidangan yan berlansung lebih dari sejam.

Kemungkinan ia memperhatikan percobaan pemanggilan kembali untuk membawa kasus luar biasa ini pada suatu keputusan.

Di persidangan dengar pendapat pekan ini, hakim Stephen Wildblood QC berkomentar: “Pebisnis yang terkena pukulan tidak keras, bangga, dan licin yang pertama aku lihat tiga tahun lalu.”

Ia menambahkan, John Hart kini adalah seorang pria yang terkucil dan menyedihkan tidak bisa menikmati jutaan uang yang masih dimilikinya selama tahun-tahun ke depan.

Baca juga:Apakah Ini Kutukan 'Honeymoon'? Bangsawan Inggris yang Berbulan Madu di Sini Diyakini Pasti Bercerai

Sang hakim bertemu John Hart di griya tawang yang eksklusif di Sutton Coldffield, Midlands Barat.

Pria itu belum dipenjara, selama ia menunggu kabar dari para pengacaranya di Pengadilan Tingi menentang hukumannya.

“Aku bukan seorang pria menyedihkan seperti yang digambarkan hakim. Pekan lalu aku berlomba di Newmarket, dan aku pergi ke Majorca dan Miami,” kata John Hart.

Ia menambahkan, dirinya adalah seorang periang, tidak ada yang akan berubah, meskipun ia dipenjara.

Ia tahu itu bisa mengerikanm tetapi ia tidak stres. Itu karena ibunya dulu pernah bilang kalau ia dapat tidur pulas di atas selembar kain saja.

Atas semua keberaniannya, hal itu memperlihatkan seorang anak kecil yang menderita dan marah atas kehancuran kehidupan keluarga idealis.

Kemudian menjawabnya dengan hanya satu cara yang ia ketahui: dengan cara main keras.

John dan Karen pertama kali bertemu pada awal 1980an di sebuah klub malam di Birmingham.

Karen adalah seorang pramugari yang berpenghasilan 200 poundsterling atau Rp4 juta per minggu.

Wanita berambut pirang yang cantik itu adalah putri dari seorang pebisnis kaya dan mengendarai mobil Porche.

Sementara John sudah menjadi pebisnis yang kaya dan mendekati usia 50 tahun.

Baca juga:Tiger Woods, Pegolf Terkaya Sepanjang Masa Tapi Banyak Skandalnya

Ia juga seorang yang menikmati kehidupan lajangnya dan kemudian menikah untuk mengakhiri kebujangannya.

Pasangan itu menikah pada 1987 dalam sebuah acara di Miami.

Pernikahan itu jauh dari kemewahan dan hanya menghabiskan biaya 45 poundsterling atau Rp900 ribu, tidak ada tamu, serta dua saksi.

Putri pertamanya, Monique (kini berusia 33 tahun) lahir dua tahun setelah pernikahan.

Sementara Justin (31 tahun) lahir tidak lama setelah Monique.

Selama John membangun kerajaan bisnis perumahan, keluarganya tinggal di sebuah vila berkamar tiga, yang memiliki kolam renang, di Florida.

Tempat tinggal lainnya adalah rumah seharga 1 juta poundsterling atau Rp 20 miliar di Midland Barat.

Rumah itu memiliki 5 kamar tidur, gudang anggur, gym, dan pavilion untuk pengasuh anak-anak, dan garasi untuk lima mobil sport Jaguar.

Ketika musim panas, mereka akan menghabiskan waktu di apartemen berpemandangan laut yang indah di Majorca dan di kapal pesiar di Prancis Selatan.

Ketika bercerita masa lalunya, ia bilang dirinya punya masalah dengan istrinya selama menikah.

Ia pikir istrinya menyenangkan. Ia punya rumah, kartu kredit, mobil, dan segala hal yang ia butuhkan.

Perpecahan pertama dalam hubungan mereka muncul pada 2006 ketika anak-anak mereka tumbuh besar.

Baca juga:Ramai Kabar Andara Taista Meninggal Diduga Akibat Kanker Kulit, Aplikasi Smartphone Ini Rupanya Mampu Mendeketeksi Gejala Penyakit Tersebut

Karena terlihat tidak bahagia selama beberapa bulan. Kemudian terjadi pertengkaran antara John dan Justin, yang saat itu berusia 19 tahun, setelah John bilang Karen membelanya.

Justin ada di jalanan dan suatu hari menelepon yang diangkat oleh John, dan remaja itu bilang, ‘Berikan telepon ke mama’.

John menjawab, ‘Aku akan berikan bila kamu bicara dengan sopan. Jangan bicara seperti itu padaku’.

Telepon itu memicu terjadinya jarak yang lebar. Setelah itu John marah dan pindah ke sebuah apartemen yang tidak jauh dari kantornya di Dudley.

Selama enam bulan berikutnya John dan Karen tidak saling bicara, dan ia menyadari dirinya tidak mau pulang.

Setelah itu mereka tidak pernah hidup bersama, tetapi mereka berteman selama beberapa tahun.

Antara 2006 dan akhir 2011, John menghindari biaya perceraian yang mahal.

Ia memberikan tunjangan 4.000 poundsterling atau Rp 80 juta per bulan, dan membelikannya mobil Range Rover dan Jaguar XK8.

Karen tinggal di rumah keluarganya di Wishaw, di dekat Sutton Coldfield. Beberapa tahun berikutnya ia tinggal bersama kekasih barunya, Timothy Chubb.

John juga membantu putra dan putrinya membangun bisnis mereka sendiri.

Moniqe diberi pinjaman tanpa bunga dalam membangun sebuah spa dan salon kecantikan.

Sementara John mendapat dua showroom penjualan mobil dan dana segar untuk simpanan.

Namun, timbul pertengkaran baru lainnya dengan Justin yang memicu perceraian John dengan Karen.

John membeli beberapa mobil van untuk bisnis Justin, tetapi tidak digunakan. Jadi ia meminta seorang teman untuk menjualnya.

Dalam teriakan-teriakan saat pertengkaran, Karen mengatakan ingin bercerai.

“Sejak saat itu kami menjadi bermusuhan. Justin dan aku tidak pernah lagi saling bicara sejak itu,” cerita John.

Pria itu juga tidak berbicara dengan Monique, yang John kira adalah kesalahannya.

Lima tahun lalu, John menuntut putrinya sebesar 20.000 poundsterling atau Rp 400 juta.

Ia mengklaim hal itu disebabkan premi yang tidak dibayarkan setelah bisnis kecantikannya diliquidasi.

Pria itu mengaku seharusnya ia tidak menuntut dan ia kalah. Ia tidak berpikir putrinya tidak akan bisa membayar.

Meskipun demikian, ia juga tidak berpikir akan menagih uang pada putrinya. Ia hanya ingin memberi pelajaran saja.

“Satu hal yang aku sesali adalah aku memberi berlebihan pada anak-anakku. Aku pikir aku menghancurkan mereka, dan mereka tidak pernah menginginkan apapun,” kata John.

Ia mengira mereka kaya dan punya segalanya, dan mereka memberikan apa yang anak mereka inginkan.

Dalam bisnis, ia belajar kesalahan setiap hari, tetapi dengan anak sendiri ia hanya punya satu kesempatan saja.

Selama bertahun-tahun ia mencoba untuk berbicara kepada kedua anaknya, tetapi mereka tidak mau tahu.

Baginya hal itu memalukan karena ia tidak pernah ingin menjatuhkan mereka.

Puncaknya, Monique yang pernah disebut sebagai ‘putri kecil ayah’ melahirkan pada tahun lalu.

Sampai kini John belum pernah bertemu dengan cucu satu-satunya itu.

“Jika aku dipenjara, aku tidak punya pilihan tetapi menutup beberapa bisnis karena tidak ada yang menjalankannya, dan orang-orang akan kehilangan pekerjaan,” kata John.

Bahkan kekasihnya selama 10 tahun terakhir ini, Jane Lloyd (60 tahun) tidak bisa membujuknya.

“Jane pikir aku harus lepaskan kasus ini, tetapi aku keras kepala. Aku yakin satu-satunya cara menghadapi adalah bertarung dengan Karen. Ia tetap bertahan, tetapi aku tetap kuat,” kata John.

Sepertinya ambisi dan pikiran bisnis John diturunkan oleh ayahnya.

John bercerita dengan bangga, ayahnya disebut sebagai Raja di Birmingham Bull Ring, dimana pasar dijalankan.

Bagi John, sang ayah adalah mentornya, yang mengjari dirinya bagaimana bertransaksi, membeli, dan menjual buah dan sayuran.

“Ayahku memperjudikannya dan aku tidak pernah melupakan apa yang dikatakannya padaku: “Aku akan mengajarimu bagaimana menghasilkan uang tetapi aku tidak bisa mengajarimu bagaimana menghentikannya,” tutup John Hart.

Artikel Terkait