Advertorial
Intisari-Online.com - Cucu tokoh agama terkemuka Aa Gym meninggal dunia pada hari Minggu (20/5/2018) pada pukul 16.12 WIB pada usia 2 bulan.
Kabar duka ini disampaikan langsung oleh putri Aa Gym, Ghaida Tsurayya, melalui akun Instagramnya.
Berdasarkan keterangan Ghaida di akunnya, cucu Aa Gym tersebut meninggal mendadak dan tiba-tiba.
"innalillahi wainnailaihi rojiuun.. telah meninggal dunia putri kedua dari@ghaitsaicaa& Ustadz Maulana Yusuf.. mendadak dan tibatiba.., "tulis Ghaida di Instagram.
Baca Juga:Asik, League of Legends Menjadi Game Resmi di Asian Games 2018!
Sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti meninggalnya cucu ke-8 Aa Gym yang dikabarkan meninggal mendadak tersebut.
Namun, beberapa warganet yang menyampaikan bela sungkawa membahas tentang SIDS di kolom komentar Instagram Ghaida.
Beberapa dari mereka rupanya pernah mengalami atau menyaksikan hal yang serupa.
"@7ilwahba7fi_ anaknya temen juga meninggal mendadak tanpa sakit, kata dokter SIDS"ujar @dalindaliciouzz.
"@7ilwahba7fi_ iya, hampir aja aq berfikir krn SIDS,"kata @severosha.
Apa itu SIDS?
SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) adalah sindrom kematian bayi mendadak.
Biasanya terjadi pada bayi yang berusia kurang dari satu tahun.
Bayi-bayi dengan risiko SIDS yang lebih tinggi adalah bayi prematur, anak laki-laki, orang Amerika Afrika dan bayi Indian / Alaska Amerika.
Dilansir dari CBS News, penelitian menunjukkan mutasi genetik potensial dapat memainkan peran dalam beberapa kasus SIDS.
Penelitian yang dipublikasikan di The Lancet, menemukan bahwa mutasi langka yang terkait dengan gangguan otot pernapasan lebih sering terjadi pada bayi yang meninggal akibat SIDS daripada bayi sehat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, sekitar 3.500 bayi di Amerika Serikat meninggal karena kematian bayi mendadak yang tak terduga (SUID) setiap tahun.
SUID adalahistilah baru yang digunakan untuk menggambarkan kematian mendadak dan tidak terduga dari bayi yang berusia kurang dari 1 tahun dan termasuk kematian akibat SIDS, serta sesak napas yang tidak disengaja pada area tidur si bayi dan kematian lain yang penyebabnya tidak diketahui.
Baca Juga:Baru Berusia 2 Bulan, Cucu Aa Gym Meninggal Dunia Mendadak
Dimulai1990-an, American Academy of Pediatrics mengeluarkan rekomendasiuntuk memposisikan bayi pada posisi tidur telentang.
Hal itu disarankan dengan pemikiran bahwa bayi yang tidur tengkurap atau miring ke sisi kanan atau kiri mungkin mengalami kesulitan bernapas.
Setelah kampanye 'Back to Sleep' tahun 1994, tingkat SIDS menurun tajam.
Penelitian sebelumnya menunjukkan kelainan dan cacat di bagian otak yang mengontrol pernapasan dan penyebab tidur juga memainkan peran, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan.
Studi Lancet baru menganalisis gen dari 278 anak yang telah meninggal dari SIDS dan membandingkannya dengan gen dari 729 orang dewasa yang tidak memilikiriwayat penyakit kardiovaskular, pernapasan atau neurologis.
Para peneliti melihat secara khusus mutasi pada gen SCN4A, yang berhubungan dengan gangguan otot-otot pernapasan.
Mutasi ini sangat jarang, hanya ditemukan pada empat dari 278anak yang meninggal karena SIDS, yang dibandingkan dengantidak ada orang dewasa yang sehat.
Baca Juga:Awas! Inilah Bahaya Menggunakan Celana Jeans yang Sobek-sobek
Karena penelitian ini berfokus pada sekelompok anak-anak kulit putih Eropa, sehingga diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai temuan serupa pada kelompok etnis dan ras lainnya.
Namunstudi pertama yang menghubungkan penyebab genetik dari otot pernafasan yang lebih lemah untuk sindrom kematian bayi mendadak.
Sehingga para ahli menekankan bahwa penelitian ini masih awal dan tidak menjelaskan mayoritas kematian tersebut.
Namun, sebuah surveiyang dilakukan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika Serikat mengungkapkan sebuah data mengenai kematian bayi tak terduga (SUID) oleh sebab ras/etnis antara tahun 2011-2014.
Pada diagram di atas, kematian karena SIDS menyumbang proporsi terbesar dari SUID untuk semua kelompok ras etnis, mulai dari 44% dari SUID di antara bayi hitam non-Hispanik hingga 52% dari SUID di antara bayi Asia/Kepulauan Pasifik.
Untuk itu, para ahlimendesak orangtua untuk terus mengikuti saran jangka panjang untuk membantu melindungi bayi dari SIDS yang disarankan olehAmerican Academy of Pediatrics.
1. Pastikan bayi dalam keadaan telentang (posisi punggung di bawah) saat tidur dan pastikan pula bahwa kondisi tempat tidur mempertahankan posisi bayi dalam kondisi telentang.
2. Hindari menggunakan alas tidur yang terlalu lembut, termasuk boks tempat tidur, selimut, bantal, dan mainan lunak yang bisa menimbulkan risiko mati lemas.
3. Pastikan boks tidur bayi berada satu ruang dengan orangtua, setidaknya enam bulan atau satu tahun untuk mengurangi risiko SIDS sebanyak 50%.
4. Hindarkan bayi dari pengaruh asap, alkohol dan obat-obatan terlarang.
Baca Juga:57 Narapidanda Terorisme dari Mako Brimob Dipindahkan, Dari Nusakambangan ke Rutan Gunung Sindur