Intisari-Online.com - Seluruh masyarakat dunia menyambut gembira ketika pemimpin Korut, Kim Jong Un, bersedia berkunjung ke Korea Selatan untuk berunding secara damai dengan presiden Moon Jae In pada April lalu.
Apalagi dalam pertemuan itu Kim Jong Un berjanji akan segera menghentikan program nuklir Korea Utara dan menyeselesaikan Perang Korea secara damai.
Setelah peretmuan itu, Kim bahkan bersedia bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan menyatakan kesediaannya untuk menyampaikan denuklirisasi atas program nuklir Korut.
Tapi pertemuan tingkat tinggi antara Kim Jong Un dan Donald Trump yang direncanakan akan berlangsung di Singapura (12/6) terancam batal jika keduanya tetap keras kepala.
Pasalnya menjelang pertemuan yang akan kembali menjadi pusat perhatian dunia itu, militer AS dan Korsel tetap akan menjalani latihan militer secara rutin sehingga membuat Kim Jong Un tersinggung.
Baca juga: 6 Kali Jadi Tempat Uji Coba Nuklir Korut, Tempat Ini Akan Segera Dibongkar
Kim Jong Un bahkan makin tersinggung lagi ketika mengetahui bahwa Donald Trump ternyata akan menerapkan ‘cara-cara Libia’ untuk menghentikan membereskan program nuklir Korut.
Pasalnya, ketika AS membereskan program nuklir Libia, cara yang dilaksanakan adalah penghancuran fasilitas nuklir disusul tumbangnya kekuasan pemimpin Libia, Moamar Khadafi, yang kemudian terbunuh oleh pasukan pemberontak.
Oleh karena itu jika ‘cara-cara Libia’ juga diterapkan oleh Presiden Trump di Korut, berarti program nuklir Korut harus dihancurkan dan bisa berakibat kepada Kim Jong Un yang kehilangan kekuasaan.
Sebab selama ini Kim Jong Un bisa memiliki wibawa dan menjadi sosok pemimpin yang disegani karena memiliki program pengembangan senjata nuklir.
Jika diamati sebenarnya Kim Jong Un memang mau menghentikan program nuklir Korut atas kehendaknya sendiri bukan karena tekanan dari AS.
Baca juga: Inilah Kota-kota di AS, Jepang, dan Korea Selatan yang Diincar Nuklir Korut
Selain itu, Kim Jong Un juga menekankan bahwa yang dimaksud penghentian program nuklir Korut bukan penghancuran.
Source | : | Dailymail.co.uk,cnn.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR