Advertorial

Ketika Makanan Menjadi Jembatan Perdamaian di Yerusalem, Kota Suci Bagi 3 Agama Sekaligus

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com - Baru saja kabar tersiar mengenai keputusan Presiden AS Donald Trump membuka kedutaan besar AS di Yerussalem, telah memicu konflik besar-besaran.

Hal itupun menimbulkan sebuah konflik memilukan pada, Selasa (15/4/2018) peristiwa tersebut telah menewaskan 55 orang dan melukai setidaknya 2.400 orang.

Mengotak-atik Yerusalem konon memanglah bukan perkara mudah, sebab Kota kuno ini adalah kota suci yang menyatukan 3 agama sekaligus.

Melansir Aljazeera,Kota kuno Yerusalem adalah suci bagi tiga agama yang berbeda: untuk orang Yahudi itu adalah situs dari kuil suci pertama mereka, bagi orang Kristen itu adalah tempat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, dan bagi umat Islam itu adalah lokasipendakianNabiMuhammadke surga.

Baca Juga :Misteri Yerusalem, Kota Suci yang Diperebutkan Sepanjang Zaman

Baca Juga :Bukan ISIS, Inilah Kelompok Teroris Paling Berbahaya dan Paling Mematikan di Dunia

Sebuah kota kuno yang memiliki makna bagi 3 agama sekaligus, sebagai kota yang menyimpan keindahan dan juga kota yang menyimpan kisah tragis di dalamnya.

Kota ini telah diperebutkan selama berabad-abad dan didambakan jutaan orang yang bahkan tak pernah menginjakkan kakinya di kota ini.

Kota ini menjadi inti dari konflik Israel-Palestina yang hingga kini telah dibayangi konflik berkepanjangan dalam sebuah pandangan bernama politik.

Meski kisah tragis menyelimuti kota ini, sejatinya Yerusalem adalah kota yang mendamaikan dimana Kota tua Yerusalem pasarnya selalu ramai dengan kehidupan jalanan.

Baca Juga :'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat

Namun, dibalik temboknyaketegangan tidak pernah jauh dari permukaan.

Sejarah adalah dimensi masa kini dan hanya ada sedikit kesatuan yang bisa ditemukan di kota yang dianggap Palestina sebagai ibukota mereka yang diduduki.

Dalam memikul perjuangan kota ini, bahan makanan adalah identitas nasional yang menjadi penanda identitas, ekspresi sejarah, budaya dan nilai yang memainkan peran penting.

Makanan tentu menjadi salah satu yang sangat sengit diperdebatkan dan mendefinisikan siapa mereka sebenarnya.

Baca Juga :Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat Warnanya

Hampir separuh orang Yahudi Israel berasal dari latar belakang Timur Tengah di mana orang tua dan kakek-nenek mereka tinggal bersama orang Arab di negara-negara seperti Irak, Yaman, dan Maroko.

Banyaknyahidangan di Yerussalem adalah pengingat sejarah dan budaya bersama orang Arab dan Yahudi sesuatu yang mudah dilupakan dalam perpecahan politik saat ini.

Hal itulah yang menunjukkan bagaimana Israel dan Palestina melampirkan makna simbolisme yang besar untuk makanan, tak pedulu agama, politik bahkan keduanya mengunjungi tempat yang sama dan makan bersama.

Di Kota inilah sebga ras bisa mendamaikan diri dimana Anda bisa mencicipi hidangan yang dibuat Yahudi Israel, seorang Muslim Palestina, atau seorang Kristen Palestina.

Memasak bersama untuk menjembatani perbedaan agama dan politik,para koki mencoba untuk mendidik orang-orang tentang sejarah, tradisi, dan budaya orang lain melalui hal kecil bernama makanan. (Afif Khoirul M)

Artikel Terkait