Intisari-online.com - Keputusan Presiden Donald Trump untuk membuka Kedubes Amerika Serikat di Yerusalem memicu bentrok besar-besaran.
Otoritas Palestina menyebut pasukan Israel telah menewaskan 55 orang dan melukai 2.700 orang demonstran Palestina dalam bentrokan Senin (14/5).
Mengotak-atik Yerusalem memang sangat sensitif. Baik itu untuk umat Islam, Kristen, maupun Yahudi.
Yerusalem adalah sebuah nama yang bergema di hati umat Kristen, Yahudi dan Islam sejak berabad-abad mengalami sengketa dengan sejarah milik bersama.
BACA JUGA: Perang Enam Hari, Mengingat Kembali Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel
Yerusalem, dalam bahasa Ibrani disebut Yerushalayim, dan dalam bahasa Arab disebut Al Quds. Yerusalem merupakan salah satu kota tertua di dunia.
Di masa lalu, kota ini pernah berulang kali direbut, ditaklukan, dihancurkan dan dibangun kembali oleh berbagai pihak, dan seakan setiap lapisan buminya mengungkapkan berbagai potongan sejarah masa lalu.
Pusat dan inti Yerusalem berada di bagian Kota Tua, suatu labirin gang-gang sempit dan arsitektur bersejarah yang menandai empat penjuru kota yang terdiri dari kawasan Kristen, Islam, Yahudi dan Armenia.
Kota itu dikelilingi oleh dinding batu berupa benteng tempat berdirinya sejumlah situs tersuci di dunia.
BACA JUGA: Israel Dianggap Menghina Jepang Setelah Sajikan Makan Malam Pada Perdana Menterinya dengan Sepatu
Setiap kawasan mewakili populasi tersendiri. Orang-orang Kristen memiliki dua kawasan, karena orang-orang Armenia juga beragama Kristen.
Kawasan Armenia ini, yang terkecil dari keempatnya, merupakan salah satu pusat Armenia tertua di dunia.
Hal ini sangat unik karena komunitas mereka telah mempertahankan budaya dan peradaban mereka sendiri di dalam Gereja dan Biara St. James, yang mencakup sebagian besar kawasan mereka.
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR