"Yang penting bisa ada kewenangan represif untuk preventif. Dengan dapat barbuk kuat bahwa dia terafiliasi dengan kelompok tertentu, bisa diproses. Itu yang penting," kata Setyo.
Baca juga: Menyusul Bom Bunuh Diri di Surabaya, Terjadi Ledakan di Sidoarjo
Sebelumnya, Setyo menyebut sejumlah kasus terorisme yang terkuak belakangan menunjukkan keberadaan sel teroris yang tertidur selama ini.
Sel yang tertidur itu, kata Setyo, tersebar cukup banyak di beberapa wilayah di Indonesia. Sel-sel tersebut mulai bangkit menjelang bulan Ramadan.
"Mereka yang melakukan kegiatan ini adalah boleh disebut sel tidur yang bangun jelang Ramadan dan jelang Lebaran," ujar Setyo.
Setyo enggan mengungkap ke publik pemicu bangkitnya sel tidur tersebut. Ia khawatir, hal tersebut mengganggu pergerakan petugas di lapangan.
Namun, Setyo memastikan bahwa kelompok Jamaah Ansharut Daulah menjadi dalang di balik sejumlah penyerangan yang terjadi belakangan.
Ia mengatakan, kelompok tersebut menargetkan kantor polisi sebagai sasaran untuk menyerang.
Namun, kata Setyo, polisi belum bisa mengungkap apakah hal ini berkaitan langsung dengan tragedi di Markas Komando Brimob Polri, beberapa waktu lalu.
"Tentang rangkaiannya akan terkuak setelah analisis petugas selesai. Mohon waktu," kata Setyo. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
(Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Sel Tidur Teroris Mulai Bangkit, Polri Singgung RUU Terorisme yang Mandek")
Baca juga: Bom Surabaya Terjadi di Tanggal 13: Inilah 8 Alasan Mengapa Angka 13 Dianggap Sebagai Pembawa Sial
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Mentari Desiani Pramudita |
KOMENTAR