Lady Lovibond: Kapal Hantu yang Dipercaya Muncul Tiap 50 Tahun Sekali

Muflika Nur Fuaddah
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Legenda kapal hantu
Legenda kapal hantu

Intisari-Online.com- Pada pertengahan 1700-an takhayul dengan cepat menyebar dan mudah dipercaya.

Salah satu takhayul tersebut mengacu pada kapal.

Saat itu ada kepercayaan yang meyakini bahwa nasib buruk akan menimpa kapal yang berlayar jika ada seorang wanita yang ikut berlayar dalam kapal.

Bukan hanya desas-desus, nampaknya ada sebuah kisah sungguhan yang mendukung kepercayaan ini.

Baca Juga:Ekspektasi vs Realitas 10 Barang 'Olshop' Ini Sungguh Menjengkelkan!

Dilansir dari The Vintage News, pada 13 Februari 1748, sebuah kapal perang tiga tiang yang disebut Lady Lovibond meninggalkan pelabuhan untuk berlayar santai di sepanjang Sungai Thames dekat Kent, Inggris dengan tujuan akhir Oporto, Portugal.

Alkisah sang kapten, Simon Reed, baru saja menikah dan membawa istri barunya, Annetta, berlayar bersamanya untuk perjalanan bulan madu.

Para kru yang berada di bawah dek ikut merayakan kabar bahagia itu.

Namun seorang awak bernama John Rivers tidak nampak begitu bahagia.

Baca Juga:Tak Disangka, 7 Orang Ini Dipecat Karena Unggahan dalam Facebook-nya

Hal itu karena dia juga jatuh cinta dengan pengantin yang cantik.

Semakin dia memikirkannya, semakin cemburu dia sampai akhirnya, tidak mampu menahan amarahnya lagi dan memutuskan untk bertindak.

Kapal itu melewati hamparan terkenal dari Selat Inggris yang disebut Goodwin Sands.

Goodwin Sands adalah bentangan sembilan mil antara Kingsdown, Kent dan Pegwell Bay dan masih merupakan salah satu bagian paling berbahaya dari Selat Inggris.

Baca Juga:5 Fakta Unik Wanita Jepang, Salah Satunya Malu Bila Masih Perawan!

Kondisi pasang surut dan sedimen yang terjadi dapat diamati sebagai perubahan yang cepat.

Beberapa orang percaya bahwa lokasi itu dulunya adalah sebuah pulau.

Namun belum ada bukti geologis untuk mendukung teori ini.

Saat surut, sebanyak sepersepuluh dari total area dapat diekspos dan seseorang dapat berjalan di atas sedimen.

Baca Juga:Menurut Tito Karnavian, Ini Alasan Kenapa Polri Tak Langsung Serbu Napi Terorisme di Mako Brimob

Bahkan ada pertandingan kriket yang dimainkan di Goodwin Sands.

Lebih dari seribu bangkai kapal telah dicatat terdampar di area ini sejak tahun 1298, dan area tersebut telah menjadi kuburan kapal.

Seringkali ketika kapal mencoba untuk berlayar pada saat air pasang, sedimen dengan cepat bergerak dan menghisap kapal ke bawah ke Sands.

Hal ini menyebabkan bagian belakang kapal rusak dan tidak dapat berlayar begitu air pasang masuk kembali.

Baca Juga:Urutan Eksekusi Hukuman Mati di Nusakambangan yang Buat Narapidana Tak Kuasa Menahan Tangis

Seluruh kapal ditelan mentah-mentah seakan meminta banyak nyawa.

Dua bangkai kapal khusus dapat terlihat pada saat air surut.

Yakni North Eastern Victory dan Luray Victory, dua kapal kargo Amerika yang hancur pada tahun 1946.

Ketika Lady Lovibond melewati area ini, John Rivers menyerang kapten dan mengambil alih kapal.

Baca Juga:Setiap Hari Perempuan Ini Mengaku Dilamar 100 Laki-laki, Ini Lho Musababnya

Dia dengan sengaja kemudian menghancurkan kapal dengan mengarahkannya ke Goodwin Sands dan menewaskan semua orang di kapal.

Tepat lima puluh tahun setelah hancurnya Lady Lovibond, ada pelayar yang berkata bahwa kapalnya hampir bertabrakan dengan kapal tiga tiang itu.

Lima puluh tahun lagi setelah itu, penduduk setempat juga melaporkan penampakan kapal itu lagi tanpa menemukan bukti fisiknya.

Laporan terakhir diajukan pada tahun 1948 oleh Kapten Bull Preswick.

Baca Juga:Timbulkan Kontroversi, Inilah Eksperimen Ilmuwan yang Dinilai ‘Gila’

Dia yakin dia melihat sebuah kapal yang sebenarnya yang digambarkan sebagai Lady Lovibond tetapi dikelilingi oleh cahaya hijau saat memasuki Sands.

Cerita-cerita rakyat tentang kapal hantu itu menciptakan begitu banyak perhatian sehingga banyak orang yang penasaran ingin pergi ke Sands pada tahun 1998.

Namun semuanya kecewa karena setelah ditunggu-tunggu tidak ada kapal yang muncul.

Peneliti George Behe ​​dan Michael Goss percaya bahwa kisah-kisah itu hanyalah legenda yang dibuat-buat untuk menghibur.

Baca Juga:Lebih Mengerikan dari Nusakambangan, Narapidana di Penjara Ini Banyak yang Tewas Tanpa Dieksekusi Mati

Artikel Terkait