Advertorial

Untuk Orangtua, Ketahuilah Dampak Perceraian Bagi Kesehatan Anak

Kontributor 01
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Perceraian bukan hanya soal berpisahnya hubungan suami istri. Namun kondisi anak juga harus diperhitungkan.
Perceraian bukan hanya soal berpisahnya hubungan suami istri. Namun kondisi anak juga harus diperhitungkan.

Intisari-online.com - Bagi pasangan suami istri, perceraian adalah hal yang sebisa mungkin dihindari.

Namun terkadang beberapa masalah dalam rumah tangga, membuat Anda harus memutuskan untuk bercerai.

Perceraian bukan hanya soal berpisahnya hubungan suami istri. Namun kondisi anak juga harus diperhitungkan.

Selain mengganggu kondisi psikologis, perceraian juga berpengaruh pada kesehatan anak.

Dilansir dari Marripedia, berikut efek perceraian bagi kesehatan anak.

Baca juga:Perceraian Makin Marak, Mari Kita Kenali Gangguan Neurosis Yang Bikin Perkawinan Tak Harmonis

1. Kesehatan fisik

Perceraian mempengaruhi kesehatan fisik dan umur panjang anak-anak.

Mereka yang mengalami perceraian atau perpisahan orangtua lebih mungkin memiliki masalah kesehatan.

Seperti peningkatan yang signifikan dalam tingkat cedera, peningkatan risiko asma.

Anak-anak yang orangtuanya bercerai juga lebih mungkin terkena kanker saluran aerodigestif atas, esofagus, anus, pankreas, paru-paru, dan leher rahim.

Peneliti Kari Hemminki dan Bowang Chen menyatakan, "Hasilnya menunjukkan bahwa keturunan orang tua yang bercerai telah meningkatkan risiko kanker".

Sebuah penelitian di Swedia menunjukkan bahwa pria muda dengan orang tua yang bercerai memiliki risiko rawat inap yang sedikit lebih tinggi dan secara signifikan meningkatkan risiko kematian.

2. Umur Panjang

Anak dari orangtua yang bercerai memiliki risiko kematian dini yang lebih tinggi.

Menurut sebuah penelitian, perceraian orang tua sebelum usia 21 dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sebesar 44 persen.

Jangka hidup diperpendek dengan rata-rata 4,5 tahun.

Risiko kematian anak meningkat ketika perceraian orangtuanya terjadi sebelum mencapai usia empat tahun.

Anak-anak dari keluarga yang bercerai meninggal hampir lima tahun lebih awal daripada anak-anak dari keluarga yang utuh.

Bahkan, perceraian orang tua selama masa kanak-kanak adalah satu-satunya prediktor sosial yang paling kuat atas kematian dini.

Baca juga:Erupsi Merapi Bikin Panik: Ini yang Sebenarnya Terjadi Menurut Laporan Resmi Kepala Pusat Vulkanologi

3. Kesehatan mental

Perceraian mendatangkan malapetaka pada stabilitas psikologis banyak anak-anak.

Setelah perceraian orangtua mereka, anak-anak mengalami berbagai reaksi emosional termasuk kesedihan, marah, kesepian, depresi.

Kecemasan meningkat, khawatir, kepuasan hidup yang lebih rendah, harga diri yang rendah, dan rasa bersalah untuk masalah orang tua mereka.

Perceraian orangtua juga dapat menyebabkan pengembangan gangguan suasana hati dan gangguan bipolar.

4. Efek antar generasi

Studi Longitudinal Nasional Inggris terhadap anak-anak yang lahir pada tahun 1958 menemukan bahwa mereka yang mengalami perceraian orangtua antara usia tujuh hingga 16 tahun mengalami peningkatan risiko psikopatologi yang signifikan.

Sebuah studi besar Finlandia menemukan bahwa anak-anak berusia 22 tahun dari orangtua yang bercerai mengalami lebih banyak kehilangan pekerjaan.

Baca juga:Jam Demi Jam 'Kekikukan' Rumah Tangga Charles-Diana Jelang Perceraian, Kesaksian Pengawal

Artikel Terkait