Saya teringat akan Johnny Weismuller perenang termashur pada masa lampau dan terkenal pula sebagia Tarzan layar putih.
Olahragawan itu memiliki bentuk tubuh yang sempurna untuk seorang perenang dada lebar kekar, kaki panjang-panjang, pinggang kecil ringkas.
Benar-benar seperti bentuk ikan. Jadi lagi-lagi ada bakat, ada pembawaan!.
Tetapi untuk mencapai top prestasi, apalagi untuk menjadi juara dunia, bakat saja tidak memadai.
Saya teringat akan pernyataan Percy Cerutty pelatih atletik terkenal yang a.l. melatih Herb Elliott pemegang rekor dunia untuk 1.500 m dengan waktu 3 menit 35,6 detik.
Menurut Cerutty, “untuk menjadi juara, untuk menjadi atlet besar, orang harus ‘dilahirkan’! Tetapi ini tak berarti bahwa calon juara itu sejak permulaannya sudah merasa bahwa ia akan menjadi juara.”
Ia tidak dengan sendirinya sadar akan bakatnya yang istimewa melainkan harus disadarkan. Kesadaran akan bakat istimewa saja tidak cukup. Harus ditumbuhkan pula kesadaran bahwa dengan bakatnya itu ia dapat mengunggulkan diri di atas orang-orang lain.
Kemudian calon juara itu seakan-akan terdorong oleh keyakinan bahwa ia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi juara, seorang pencipta rekor bahkan seorang yang dapat menyumbangkan tenaganya yang berharga bagi negaranya.
Bakat ditambah hasrat dan dikembangkan dengan latihan-latihan.
Contoh baik ialah Emile Zatopek yang sudah dua kali dimuat dalam majalah ini. Andai kata ia tak dipaksa ikut dalam suatu perlombaan lari lintas alam oleh gurunya, mungkin ia tak pernah sadar akan bakat-bakatnya yang luar biasa.
Sementara orang mengatakan sukses gilang gemilannya hanya berkat latihan-latihannya yang bukan main selama 9 tahun. Bayangkan setiap hari ia berlari 25 sampai 30 km dengan tempo yang berganti-ganti.
Jadi sebulan hampir 1.000 km. Itu berarti dalam 9 tahun ia sudah menempuh kurang lebih 100.000 km atau 2,5 kali keliling dunia.
Walaupun demikian Zatopek toh tak akan dapat mencapai prestasi-prestasi itu andaikata ia tak mempunyai alat-alat badaniah yang jauh melebihi ukuran rata-rata.
Normaliter jantung manusia sebesar kepalan tangan, tapi garis tengah jantung Zatopek 139 mm.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR