Intisari-Online.com - Ketika pasukan Brimob bersenjata lengkap mulai berjaga dalam posisi siap tempur dan menutup jalan raya di depan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, pada Rabu (9/5) pagi, keadaan sesungguhnya sudah sangat genting.
Tapi polisi jelas tidak mau terus terang karena bisa membuat warga panik atau malah ramai-ramai datang untuk menonton.
Pasalnya di dalam rutan teroris yang berlokasi di dalam lingkungan Mako Brimob, lebih dari seratus napi teroris dan sekitar 30 orang di antaranya bersenjata lengkap berhasil menguasai rutan serta dalam kondisi siap tempur.
Napi teroris itu pun telah menunjukkan kebrutalannya dengan membunuh lima anggota Densus 88 yang sebelumnya telah disergap, disandera, dan dirampas senjatanya.
Sebagai ‘pasukan teroris’ yang pernah mendapatkan pelatihan militer, para napi teroris tahu bagaimana bisa mendapatkan senjata: dengan cara mendobrak ruang tempat menyimpan barang bukti beragam senjata api dan peledak lalu menyusun pertahanan.
Baca juga: Bentrokan di Mako Brimob: Ini Artinya Jika Polisi Melengkapi Diri dengan Borgol Plastik
Para teroris rupanya juga telah terlatih untuk menyandera orang, melakukan negosiasi dengan pihak kepolisian, meski akhirnya harus menyerah.
Tapi sesungguhnya para napi teroris itu awalnya rata-rata merupakan orang yang siap mati demi keyakinannya dan telah menganggap polisi sebagai musuh utama yang harus diserang.
Polri sendiri sangat menyadari jika para teroris yang saat itu masih menyandera satu orang polisi anggota Densus 88 merupakan orang-orang yang sangat berbahaya karena bisa melakukan perlawanan secara ‘banzai’.
Banzai artinya melancarkan serangan bunuh diri secara frontal dan serempak sehingga pertempuran brutal yang terjadi antara napi teroris dan polisi (Brimob) pasti akan memakan korban banyak.
Oleh karena itu polisi berusaha keras melokalisasi potensi bentrok senjata yang kemungkinan terjadi, agar berlangsung di dalam lingkungan rutan saja dan tidak merembet keluar.
Oleh karena itu, jalanan dan lingkungan di depan Mako Brimob harus disterilkan karena jika terjadi bentrok senjata akan ada banyak peluru yang nyasar dan bisa mengenai warga sekitar.
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR