Advertorial

Penting! Ini Dia 5 Perbedaan Hubungan Seks dengan Pria yang Disunat dan yang Tidak Disunat

Ade Sulaeman

Editor

Adakah perbedaan hubungan seks dengan pria yang disunat dan yang tidak disunat?
Adakah perbedaan hubungan seks dengan pria yang disunat dan yang tidak disunat?

Intisari-Online.com - Kulup atau lapisan lipatan kulit yang terdapat pada penis pria yang tidak disunat hingga sekarang ini masih menjadi perdebatan serta topik hangat seputar kesehatan.

Namun, bagaimana dampaknya terhadap kehidupan seksual Anda? Adakah perbedaan hubungan seks dengan pria yang disunat dan yang tidak disunat?

* Sensitivitas

Menurut sebuah studi di Denmark, ejakulasi dini atau masalah ereksi yang kerap dialami pria tidak disebabkan karena mereka sunat.

Sunat yang menghilangkan separuh dari kulup, membuat pria kehilangan sensitivitas terhadap sentuhan yang ringan sekalipun, demikian menurut para peneliti di Korea.

Malahan, sebuah studi dari Michigan State University mendapati bahwa bagian paling sensitif dari penis pria yang disunat adalah pada bekas luka pada sunatnya.

* Risiko terinfeksi

Ketika pria tidak disunat, kelembapan akan terperangkap di antara penis dan kulupnya, sehingga memicu bakteri atau kuman berkembang biak.

Pria yang tidak disunat rentan akan infeksi jamur, infeksi saluran kencing, dan penyakit menular seksual (khususnya virus HPV dan HIV).

* Kebersihan

Perbedaan hubungan seks dengan pria yang disunat dan yang tidak disunat berikutnya terkait dengan kebersihan.

Lebih sulit menjaga penis yang tidak disunat bersih 100 persen sepanjang waktu.

Meskipun kebanyakan pria yang tidak disunat mampu menjaga kebersihan penisnya, hal itu tetap saja menyulitkan mereka.

(Baca juga: Tunda Ejakulasi, Satu dari Lima Manfaat Sunat yang Wajib Diketahui Pria)

* Kenikmatan lebih

Tidak ada jawaban pasti mengenai bagaimana sunat memengaruhi kenikmatan kaum perempuan saat bercinta.

Namun, sebuah studi dari Denmark menemukan bahwa wanita yang bersuamikan pria yang disunat dilaporkan merasa tidak puas dengan kehidupan seksualnya jika dibandingkan dengan mereka yang suaminya tidak disunat.

Hingga saat ini, ada juga studi lain yang berkata sebaliknya.

* Rasa sakit

Menurut penelitian dari Denmark, wanita yang berhubungan seksual dengan pria yang disunat, kemungkinannya mengalami nyeri seksual tiga kali lipat dibandingkan wanita yang berhubungan seksual dengan pria yang tidak disunat.

Penyebabnya: penis yang tidak disunat ternyata lebih licin dan lembut.

Itulah lima perbedaan hubungan seks dengan pria yang disunat dan yang tidak disunat. (tabloidnova.com)

Fakta Soal Sunat yang Belum Banyak Diketahui

Sunat pada penis bukan hal baru di Indonesia. Namun ada fakta soal sunat yang belum banyak diketahui, apa saja itu? Sunat dulu disebut sebagai obat kelumpuhan Pada akhir 1800an, dokter melakukan sunat untuk menyembuhkan demam bahkan kelumpuhan.

Dalam salah satu kasus, seorang bocah malah sembuh dari kelumpuhan setelah disunat. Walau begitu kasus itu sangat langka.

(Baca juga:Empat Fakta Soal Sunat)

Kulup penis itu rumit Kulup bagaikan kelopak penis. Namun interaksi antara kulup dan kepala penis menyebabkan kelembapan di kepala penis.

Kelembapan ini bisa membawa penyakit menular seksual. Sunat pertama yang tercatat ada di Mesir Dalam salah satu relief, tahun 2400 SM sudah tercatat ada penyunatan. Alasan untuk zaman itu adalah untuk kebersihan. Dahulu sunat adalah simbol status Ini adalah fakta soal sunat yang belum banyak diketahui. Sunat sebagai kebersihan membuat popularitas sunat meningkat di Amerika Serikat pada zaman dahulu.

Itu karena orang kaya kebanyakan mampu membayar dokter pribadi. Namun seiring kemajuan zaman kini tren sunat di Amerika Serikat malah menurun.

(Baca juga:Sunat Tak Pengaruhi Fungsi Seksual)

Fakta soal sunat yang belum banyak diketahuiini memperkaya pengetahuan kita. (discovery)

Penyesalan Seorang Pria karena Baru Disunat Setelah Dewasa

Umumnya disunat dilakukan saat anak-anak, tapi ada kalanya sunat atau khitan dilakukan saat dewasa.

Seperti halnya pria 28 tahun sebut saja namanya Jaka ini. Ketakutan saat kecil disunat membuatnya tidak mau disunat dan dibiarkan sampai dewasa.

Sebuah keputusan yang menimbulkanpenyesalan karena dirinya baru disunat setelah dewasa.

"Waktu masih kecil sempat mau disunat, tapi saya lari tidak mau," katanya saat temu media Sunat Dewasa Adalah Kebutuhan Kesehatan yang diadakan Rumah Sunatan di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (8/19/2015).

Setelah menikah, muncul dorongan untuk disunat. Apalagi sang istri yang berlatarbelakang keperawatan juga memberikan semangat.

"Usai mengumpulkan informasi di internet saya langsung memutuskan untuk sunat untuk orang dewasa," katanya.

Dari sisi dokter, meski tujuannya sama, ternyata prosedur sunat bagi orang dewasa bisa dikatakan gampang-gampang susah.

Dokter Mahdian Nur Nasution dari Rumah Sunatan menyatakan, prosedur khitan dewasa prinsipnya sama. Yang membedakan adalah anotomi.

"Anak-anak dikhitan lebih leluasa kulitnya lebih elastis, proses penyembuhan makin cepat. Makin muda makin cepat penyembuhan," katanya.

Kesulitan lainnya adalah faktor fisiologis. Disenggol sedikit saja penis bisa bangun. "Ini merepotkan saat harus dilakukan sunat," katanya.

Pascadisunat kendala belum selesai. Umumnya pria dewasa rutin mengalami ereksi saat dini hari atau saat dirangsang.

"Ini berisiko menimbulkan rasa nyeri, perdarahan, hingga terlepasnya jahitan setelah sunat dilakukan," katanya.

Seorang yang sunat dewasa dilarang berhubungan intim selama satu bulan karena selama waktu itu dianggap paling efektif untuk penyembuhan.

Adapun karakterisitik kulup atau prepusium yang hendak dibuang pada anak dan dewasa juga berbeda sehingga memerlukan penanganan khusus.

Berdasarkan keadaan seperti itu, Rumah Sunatan meluncurkan pelayanan khusus bernama Sunat Dewasa yang ditujukan bagi pasien di atas usia 20 tahun.

Menggunakan tenaga dokter dan perawat yang sudah profesional dalam menangani pasien dewasa baik dari dalam mau pun luar negeri.

Agar mengurangi efek malu pada pasien, pelayanan Sunat Dewasa menyediakan ruang tindakan yang nyaman dan terpisah dengan ruang tindakan anak-anak.

Fasilitas ini diharapkan dapat menanggulangi faktor psikis pasien.

"Para pasien Sunat Dewasa pun diberikan kesempatan untuk berkonsultasi lebih jauh prihal prosedur yang akan dilakukan. Sehingga tidak ada lagi keraguan di diri pasien," kata Maharani Sintadewani dari Klinik Rumah Sunatan.

Di tempat itu juga disediakan fasilitas pemeriksaan laboratorium sebelum prosedur tindakan dilakukan. (Eko Sutriyanto/tribunnews.com)

Artikel Terkait