Dengan ukuran yang tak biasa itu, Stunz mengaku berusaha hidup normal. Ia berusaha membuat alat vitalnya tak terlalu kelihatan. Tidak mudah pula baginya untuk membeli celana.
Ia juga memilih buang air kecil di kloset dalam bilik karena takut kelihatan aneh ketika menggunakan urinal. Ia menggunakan tas selempang untuk menutupi gundukan besar di celana dan tak pernah bercerita kepada orang dekatnya mengenai penampilan fisiknya.
Kadang ia khawatir calon pasangannya hanya tertarik kepadanya karena ukuran alat vitalnya. "Ketika ukuran berkurang, selalu ada bahaya dalam hubungan asmara. Namun, ketika kita punya waktu mengenali orang lain, Anda bakal menemukan ia benar-benar mencintai atau hanya bagian dari diri Anda," katanya.
Stunz percaya minatnya pada perbesaran penis mengingkari seksisme yang berakar dalam. "Ketika seorang wanita memperbesar payudara, tak seorang pun berkomentar. Saat seorang pria melakukan hal yang sama pada tubuhnya, hal itu jadi layak dibuat dokumentasi karena luar biasa. Saya harap ini berubah karena perbedaannya tak sebesar itu," tuturnya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR