Intisari-Online.com – Ketika seorang pria datang ke seorang konsultan seks, masalahnya biasanya sekitar ketakutan mereka untuk bisa dan mempertahankan ereksi, salah satunya kemampuan mempertahankan penis tetap keras. Padahal, penis keras bukanlah segalanya ketika harus berhubungan seks. Inilah tipsnya.
Mitos bahwa penis lembek berarti bahwa pria itu tidak merasa punya gairah. Ini tidaklah benar. Ada banyak alasan mengapa seorang pria memiliki penis lembek, sebelum atau selama aktivitas seksual yang tidak ada hubungannya dengan gairah seks. Jadi jangan menganggapnya sebagai indikator bahwa pria tidak bergairah. Dalam masyarakat kita percaya bahwa gairah itu ditandai dengan ereksi. Hilangkan mitos itu!
Penis lembek pun dapat merasakan kenikmatan dan orgasme. Banyak orang mengabaikan penis lembek. Jika ia tidak bisa keras, berarti tidak bisa berhubungan seks atau orgasme. Itu omong kosong. Pria seperti itu pun dapat mengalami kesenangan, keinginan, dan orgasme dengan penis yang lembek. Beberapa pria maskulin tidak memiliki penis yang keras. Dengan menyentuh mereka, mencintai mereka, dan mengagumi penis mereka, sama seperti halnya dengan kita yang merasa diinginkan, dicintai, dan dikagumi. Biarkan mereka merasakan kenikmatan dan keintiman penis lembek dengan pasangan mereka tanpa malu-malu.
Pria selalu diharapkan menjadi “penetratif” dan tidak “menerima” ketika berhubungan seks. Dengan kata lain, tugas mereka menjadi “pengambil” dan “pemberi”. Selama hubungan seksual penis dapat melunak, dan bersamaan dengan itu berarti hati seorang pria sedang melunak juga. Ia mungkin menjadi lebih sensitif dengan pasangannya dan lebih terbuka. Akibatnya, hubungan mungkin akan beralih menjadi lebih halus namun intim. Jika dibiarkan, mungkin energi seksual akan menyebar ke seluruh tubuh pria dan perasaan keterhubungan dapat terjadi, ketika ia berhenti fokus pada penetrasi, dan akhirnya bersatu dengan tubuh pasangannya. Demikian halnya dengan wanita, yang menghubungkan perasaan mereka dengan vagina mereka. Maka, biarlah pria pun menghubungkan penis mereka dengan perasaan mereka.
Ketika pria mengalami seksualitas dari kelembutannya itu sebenarnya mungkin bagi mereka untuk mengalami apa yang ditembus oleh pasangannya dengan penuh semangat. Ini dikenal sebagai seks energik dan dapat dirasakan dalam tubuh pasangan karena hampir dalam keadaan meditasi kebahagiaan. Cinta neurotransmitter oksitosin dapat mulai mengalir antara pasangan, dan pecinta, mengalami hubungan dari hati yang lebih dalam. Pikiran membawa fokus pada gerakan lembut, napas, memandang mata, dan hubungan tubuh ke tubuh.
Pria yang selama ini menjalani kehidupan mereka dengan ereksi yang “keras” harus belajar cara lain untuk berhubungan seks penetratif.
Jangan salah, kadang-kadang kesempatan orgasme bisa datang dari apa yang selama ini diremehkan. (huffingtonpost)
KOMENTAR