Intisari-Online.com -Anak hiperaktif menyimpan energi berlebihan. Untuk lebih menyalurkan energinya, ajaklah dia berolahraga atau bertamasya ke alam terbuka, semisal, kebun binatang, taman bermain. Di sana ia bisa bebas bermain, memanjat, dan berlari sesuka hari.
Jika bermain di rumah, ajaklah ia melakukan permainan yang membutuhkan konsentrasi, seperti menyusun puzzle, berkebun, atau memelihara binatang. Libatkan anak dalam banyak kegiatan sepulang sekolah, misalnya belajar musik, berenang, tenis, karate, dll. Tentu saja tanpa melupakan bakat dan kemampuan fisiknya.
Sekadar sebagai pendamping, terapi ini menyarankan agar anak hiperaktif dipaparkan pada warna-warna "mendinginkan" atau agak gelap. Efeknya akan menenangkan otaknya.
Warna-warna itu bisa ditempatkan di kamar, berupa warna dinding, pintu, perabot, baju, lampu, dsb. Warnanya bisa hijau, biru muda, ungu, atau biru tua. Hindari warna terang dan "panas" semisal merah, kuning, oranye, karena justru akan merangsang otaknya untuk beraktivitas.
Biofeedback relatif masih baru
Meski biofeedback sudah dikenal sejak 25 tahun silam, penerapannya pada anak hiperaktif relatif baru. Dasarnya, anak ADHD menghasilkan gelombang teta berlebihan tapi tidak cukup menghasilkan gelombang beta. Gelombang teta berkaitan dengan melamun atau mimpi di tengah hari, sementara gelombang beta berhubungan dengan konsentrasi.
Biofeedback membuat anak mengurangi produksi gelombang teta dan menghasilkan banyak gelombang beta, sehingga kemampuan fokus dan konsentrasinya meningkat. Menurut penelitian Steven W. Lee dari Universitas Kansas, biofeedback dapat mengurangi gejala yang berhubungan dengan hiperaktivitas.
Lewat layar video yang menampilkan beragam tantangan, seperti video game, biofeedback menarik bagi anak.Adawarna terang, ada musik yang memberi umpan balik langsung. Ada pula hadiah yang akan diberikan jika anak bisa menyelesaikan sesuatu dengan baik.
Pada salah satu versi terapi, selama anak memproduksi gelombang beta, warna terang bertambah pada roda disertai dengan musikyang meningkat nadanya. Versi lainnya, pada layar video anak harus mempertahankan kapal terbang agar tidak melewati garis-garis tertentu (ketika memproduksi gelombang beta), agar lampu merah tetap menyala. Untuk terapi ini, umumnya anak akan menjalani 30-50 pertemuan per satu atau dua minggu sekali. Setiap pertemuan berlangsung selama satu jam.
Artikel ini pernah ditulis di Intisari Kumpulan Artikel Psikologi Anak 3 oleh Femi Olivia dengan judul asli "Alternatif Bagi Si Hiperaktif".