HOK Tanzil Keliling Australia (4): Melbourne, Victoria Lalu Ke Adelaide, South Australia

Birgitta Ajeng

Editor

HOK Tanzil Keliling Australia (4): Melbourne, Victoria Lalu Ke Adelaide, South Australia
HOK Tanzil Keliling Australia (4): Melbourne, Victoria Lalu Ke Adelaide, South Australia

Intisari-Online.com -Ibukota negara bagian Victoria berpenduduk ± 2.700.000 jiwa, terletak di teluk Port Phillip.Menurut hemat kami, tiap kota besar di Australia lebih mirip dengan keadaannya di Amerika Serikat daripada di Eropa. Soalnya karena usianya, yaitu lebih "baru".Untuk menjelajah kota kami pergunakan trem, yang tentunya ekonomis. Dengan trem tua, berwarna hijau, lebar dan berjalan santai itu kami banyak melihat-lihat. Jalan-jalan lebar dirindangi dengan pohon-pohon.Collins Streetyang ramai mengingatkan saya pada San Francisco dengan gedung-gedung pencakar langitnya serta rel trem di tengah jalan yang agak menanjak. Di bagian lain menyerupai Paris dengan cafe-cafe di pinggir jalan dan toko-toko kecil.Di "China-town", kami menikmati santapan di sebuah restoran Cina, diLt. Burke Street. Sudah agak lama kami makan kurang cocok. "Windou shopping" dilakukan di Royal Arcade, sebuah pusat pertokoan yang sudah lebih seabad usianya.Tidak kalah indahnya denganCanberra,kotaini juga banyak taman-taman. Katanya, kebun rayanya (Royal Botanic Gardens) di pinggirkota, merupakan yang terbesar di belahan bumi bagian Selatan dimana terdapat 10.000 jenis tanaman.Ke Adelaide, South AustraliaKarena bis Pioneer dari Melbourne ke Adelaide hanya ada sekali sehari (yang berjalan pada siang hari), maka agar tidak kehabisan tempat, kami memesannya sehari di muka.Esok paginya pukul 07.00 kami sudah berada di terminal bis. Kami masih sempat sarapan pagi dengan memasukkan uang logam AU$0.20 ke dalam "slot machine" untuk memilih sesuatu yang dikehendaki. Buat saya pribadi yang cocok hanya kaldu ayam panas saja.Pukul 07.45 bis no. 32 jurusan Adelaide meninggalkan tempatnya. Kota sudah mulai ramai dengan kendaraan. Melalui jalan raya no. 8 ke barat kami lalui dusun-dusun Barybrook, Deer Park, Melton, Bacchus Marsh dan Ballan di daerah berbukit yang terlihat banyak "farms" (rumah pertanian).Kami sampai di kota yang agak besar: Ballarat yang berpenduduk 60.000 jiwa pukul 09.30. Dekat Beaufort kami lewati sebuah danau, Lake B. (maaf, saya tak dapat membaca catatan sendiri, karena tulisan waktu bis berjalan sangat terganggu!). Di sini Campbell, pembalap di air memecahkan recordnya. Konon, di situ pula ia meninggal karena kecelakaan dengan kapal motornya.Di Ararat (penduduk 8.300) bis berhenti 15 menit. Pengemudi diganti. Perjalanan dilanjutkan melewati daerah datar. Pukul 12.00 bis berhenti selama 45 menit di Horsham (penduduk 10.100) untuk memberi waktu ketika para penumpang makan siang. Mixed grill dan steak seharga AS 7.50 kami pilih, sebab paling cocok dengan selera kami.Kemudian kami lewati Dimboola, Nhill dan Kaniva di daerah pertanian gamdum. Melintasi perbatasan ke South Australia tidak ada pos "fruit & fly controle". Di Bordertown bis berhenti agar kami dapat jajan.Jam di South Australia diundurkan 30 menit dari waktu Victoria. Kini jalan melalui "wild life sanctuary", di pinggir Kangaroo di alam bebas. Mulai Tailem Bend kami masuki jalan raya no. 1. Pukul 17.00 sampai di Murray Bridge, yang dikenal sebagai kota pertanian terkaya di Selatan. Berhenti di sini seperempat jam.Setelah Nairne di Princes Highway (no. 1) ini, jalan mulai berliku-liku menurun dari ketinggian ± 600 meter: Mount Lofty Ranges.Setelah ±11 jam dan menempuh sejauh 744 km dari Melbourne, tibalah bis kami di Adelaide pukul 18.30 waktu setempat.--Inilah cerita H.O.K. Tanzil saat mengelilingi Australia yang ditulis di Majalah Intisari edisi Februari 1980 dengan judul asli "Keliling Australia dengan Bis Ansett Pioneer".-bersambung-