Advertorial

PNS Juga Bisa Kaya Tanpa Korupsi, Ayo Dicoba!

Agus Surono

Editor

Menjadi pegawai negeri sipil atau PNS pun bisa makmur tanpa harus berbuat curang. Asalkan mengetahui kiat pengelolaan pendapatan kita.
Menjadi pegawai negeri sipil atau PNS pun bisa makmur tanpa harus berbuat curang. Asalkan mengetahui kiat pengelolaan pendapatan kita.

Intisari-Online.com - Kasus rekening gendut pegawai negeri sipil (PNS) memunculkan tuduhan miring bahwa PNS hanya bisa kaya dari hasil korupsi.

Atau jika ada PNS dengan jabatan biasa-biasa saja namun memiliki kekayaan yang luar biasa dituduh berbuat curang. Masak sih PNS tidak bisa makmur? Dalam kolomnya di Tabloid Kontan, Ligwina Poerwo-Hananto - perencana keuangan independen - memberi usulan kepada PNS untuk memiliki kondisi keuangan yang lebih baik. Inilah ketiga usulan itu.

BACA JUGA:Hati-hati Tertipu Karat Emas!

1. Atur pengeluaran

Yang diatur bukan gaji semata, namun total take home pay. Atau semua uang yang bisa kita bawa pulang.

Pengeluaran kita terdiri atas empat kategori besar: tabungan/investasi, cicilan utang, pengeluaran rutin, dan pengeluaran pribadi.

Yang perlu diperhatikan adalah komposisi tabungan/investasi dan cicilan utang. Rasio menabung sebaiknya 10 - 30% dari penghasilan bulanan. Sementara rasio cicilan maksimal 30% dari penghasilan bulanan. Sisanya masuk ke pengeluaran rutin dan pribadi. Untuk pengeluaran bulanan Ligwina memberikan contoh komposisinya sebagai berikut: pengeluaran rutin 40%, cicilan utang 30%, pengeluaran pribadi 20%, menabung/investasi 10%.

Sedangkan untuk pengeluaran rutin komposisinya sebagai berikut: rumah tangga 40%, keluarga/anak 30%, sosial 10%, transportasi 10%, lain-lain 10%. Anda bisa saja mengatur dengan komposisi yang berbeda asal keseimbangannya terjaga.

BACA JUGA:Kok Ada Orang yang Banyak Makan, tapi Tak Pernah Gemuk? Begini Penjelasannya

2. Investasi secara reguler

Mari kita ubah pikiran dalam memiliki uang. Bukan jumlah, tetapi tujuan keuangan yang bermanfaat bagi keluarga yang kita prioritaskan. Kita tentukan berapa target dana yang dibutuhkan untuk setiap tujuan keuangan. Untuk setiap 10 - 30% penghasilan bulanan, belajarlah untuk berinvestasi. Ligwina menyarankan untuk memulai dari tabungan. Produk ini tidak memiliki risiko pasar. Jika sudah siap, mulailah membeli emas logam mulia yang mudah didapatkan sangat mudah dicairkan. Risiko pasar tetap ada sebab harga emas dunia selalu berubah. Produk lain yang perlu dilirik adalah reksadana. Produk ini mudah diakses dan dipelajari dengan mudah. Informasinya tersedia secara umum.

Jenisnya juga bervariasi dan dapat disesuaikan dengan jangka waktu tujuan keuangan. Reksadana bisa dimulai dengan dana sekecil Rp 100.000,-.

Untuk membeli reksadana Anda dapat menghubungi perencana keuangan independen, manajer investasi, atau bank yang sudah Anda percaya.

Secara matematis jika Anda menginvestasikan Rp 100.000,- per bulan selama 30 tahun ke depan dengan indikasi hasil investasi 25% per tahun, Anda bisa memiliki dana sebesar Rp 9,4 miliar.

BACA JUGA:3 Langkah Mengubah Sertifikat HGB Jadi SHM, Mudah Kok

3. Penghasilan tambahan. Mereka yang sudah berpenghasilan Rp 3 juta - Rp 20 juta sebulan harusnya sudah bisa mengatur pengeluaran bulanan dan juga berinvestasi.

Namun jika masih di bawah Rp 3 juta per bulan saatnya berembuk dengan keluarga. Kalau sudah tidak ada yang bisa dihemat, saatnya untuk mencari penghasilan tambahan.

Buatlah daftar ide untuk penghasilan tambahan seperti dagang kerudung, menjahit pakaian, mengajar musik, mengajar bahasa Inggris, dagang pakaian, dan lain sebagainya. Pikirkan yang tidak terlalu mengganggu waktu kerja Anda. Nah, jika sudah memiliki penghasilan tambahan, bersiaplah untuk mengaturnya. Sisihkan dari uang hasil penghasilan tambahan untuk berinvestasi.

BACA JUGA:Hebat! Pilot Tempur Indonesia Ternyata Nyaris Tembak Jatuh Jet Tempur Australia

Artikel Terkait