Hati-hati dengan Fase Dyadic Withdrawal, Ketika Dua Orang Jatuh Cinta dan Mulai 'Menghilang' dari Orang Lain

Tika Anggreni Purba

Editor

Hati-hati dengan Fase Dyadic Withdrawal, Ketika Dua Orang Jatuh Cinta dan Mulai 'Menghilang' dari Orang Lain
Hati-hati dengan Fase Dyadic Withdrawal, Ketika Dua Orang Jatuh Cinta dan Mulai 'Menghilang' dari Orang Lain

Intisari-Online.com – Dyadic withdrawal dapat didefinisikan sebagai ketika dua orang jatuh cinta dan mulai 'menghilang' dari orang lain. Hal ini seringkali tidak disadari oleh pasangan yang sedang romantis-romantisnya. Akhirnya, jaringan persahabatan dan hubungan sosial menjadi berkurang.Ingatkah Anda di masa saat sahabat baik Anda mulai bertemu dengan jodohnya dan memutuskan untuk menikah. Agaknya hari-hari persahabatan mulai berubah, sebab teman baik itu lebih tertarik membicarakan tentang pasangan dan persiapan pernikahan mereka. Seiring tumbuhnya cinta, persahabatan malah terbuang.

Ini bukan tentang kita menjadi iri dan cemburu karena dia akan menikah. Justru kita malah merasa sangat bahagia menantikan hari bahagianya. Tapi, persahabatan mulai terasa hambar karena sang sahabat mulai menjadikan pernikahan sebagai satu-satunya prioritas.

Mereka mulai tidak punya waktu untuk sekedar minum kopi dan ngobrol bersama seperti yang biasa dilakukan. Saat inilah fase Dyadic withdrawal yang dapat menghancurkan persahabatan Anda dimulai. Kalau tidak diatasi, fase ini akan semakin menjadi-jadi saat masing-masing dari Anda mulai menikah dan memiliki keluarga.

Dyadic withdrawal dapat didefinisikan sebagai “ketika dua orang jatuh cinta dan mulai menghilang dari orang lain". Hal ini seringkali tidak disadari oleh pasangan yang sedang romantic-romantisnya. Akhirnya, jaringan persahabatan dan hubungan sosial menjadi berkurang. Tentu ini sangat berefek buruk bagi persahabatan, hubungan pertemanan malah semakin berantakan setelah Anda mulai berkencan atau menikah.

Peneltian memberikan hasil yang mengejutkan 24% dari ibu muda akhirnya merasa kesepian dan terisolasi dari lingkungan setelah mereka menikah dan melahirkan. Karenanya, sebelum memasuki fase ini, sangatlah penting untuk memprioritaskan persahabatan tanpa mengurangi keromantisan dengan pasangan.

Persahabatan membawa Anda untuk hidup lebih lama, mengalami kepuasan hidup, dan tetap berkembang di masa-masa yang sulit. Dengan tetap mempertahankan persahabatan bahkan setelah memiliki pasangan, justru akan sangat memberi kebahagiaan dalam hidup Anda.

Sekalipun Anda mungkin termasuk orang yang sangat suka menghabiskan waktu bersama pasangan, pikirkanlahn untuk kembali membangun persahabatan yang hampir kandas itu. Persahabatan akan menghasilkan warna yang selalu berubah dalam hidup Anda. Agar terhindar dari fase Dyadic withdrawal, upayakan untuk selalu memberikan waktu bagi teman dan sahabat. Misalnya bertemu dalam acara, pertemuan, makan malam, perjalanan wisata, ngopi, atau sekadar chatting.

Jika Anda sudah terlanjur jauh dari sahabat, panggillah mereka kembali dan berikan waktu konsisten untuk kembali membangun persahabatan Anda. Persahabatan dan asmara memiliki kepentingan yang sama untuk hidup ini. (psychologytoday.com)