Selamat Hari Kartini 2025, Perempuan Indonesia!
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Selamat Hari Kartini, semoga apa yang diperjuangkan oleh Kartini dan seluruh tokoh perempuan Indonesia bisa terwujud. Artikel ini akan membahas tentang 40 ucapan Hari Kartini 2025 lengkap dengan sejarah perjuangan sang pahlawan emansipasi.
Sejarah perjuangan Kartini
Kartini, yang biasa ditulis dengan gelarnya Raden Ajeng Kartini, adalah tokoh perempuan Indonesia. Dia dikenal karena perjuangannya untuk mewujudkan kesetaraan hak-hak atas perempuan Indonesia.
Lahir pada 21 April 1879, Kartini berasal dari keluarga ningrat Jawa dari Jepara, Jawa Tengah. Meski berasal dari keluarga bangsawan, Kartini, dalam suratnya-suratnya, ogah disemati dengan gelar-gelar ningrat.
Baca Juga: Membaca Kembali Surat-surat Kartini yang Menunjukkan Betapa Melentingnya Pemikiran Dia saat Itu
Perjuangan RA Kartini untuk Indonesia berlangsung cukup singkat, yakni dari tahun 1890-an hingga wafatnya pada 1904. Hal utama yang diperjuangkan Kartini bagi kehidupan wanita Indonesia adalah emansipasi atau kesetaraan hak-hak perempuan dengan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan masyaraka, khususnya di bidang pendidikan.
Perjuangan RA Kartini berpengaruh besar bagi kebangkitan perempuan Indonesia.
Kisah Perjuangan RA Kartini RA Kartini tumbuh pada masa tradisi patriarki dan kolonialisasi masih membelenggu, sehingga menyulitkan kaum perempuan untuk bergerak maju. Meski Kartini menjadi salah satu perempuan yang beruntung mendapatkan pendidikan karena ayahnya merupakan Bupati Jepara Raden Mas Sosroningrat, ibunya bukan keturunan darah biru, sehingga tidak menerima privilese bangsawan.
Sejak kecil, Kartini menyaksikan sang ibu, Ngasirah, yang tidak berhak tinggal di rumah utama bupati, tetapi tinggal di bagian belakang pendapa, karena hanya berstatus sebagai istri selir (garwa ampil).
Ngasirah memang berstatus sebagai istri pertama. Namun, istri kedua RM Sosroningrat, yakni Woerjan, yang menjadi istri utama karena seorang keturunan raja Madura. Tidak hanya itu, Ngasirah harus memanggil anak-anaknya sendiri dengan sebutan "ndoro", yang berarti majikan.
Adapun putra-putri Ngasirah diharuskan memanggilnya dengan sebutan "yu", atau panggilan untuk perempuan abdi dalem. Kendati demikian, Kartini menolak memanggil ibunya, "yu", dan lebih sering memilih tinggal dengan sang ibu.
Ketika masih remaja,Kartini harus mengikuti tradisi masa itu, yaitu diharuskan tinggal di rumah atau dipingit, artinya ia tidak diperbolehkan keluar rumah dan melakukan aktivitas lain sampai menikah. Selama dipingit, Kartini tetap membaca buku, koran, dan majalah, serta bertukar surat dengan temannya di Belanda.
Dari situlah, pemikirannya terbuka. Kartini ingin perempuan pribumi juga harus berpikiran maju seperti perempuan-perempuan Eropa pada masa itu dan memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki.
Perjalanannya memperjuangan emansipasi dan mencerdaskan kaum perempuan pun dimulai dari tulisan. Dengan pengetahuan yang mempuni, Kartini menciptakan karya tulis sebagai salah satu bentuk perjuangannya membuka pemikiran kaum perempuan.
Salah satu tulisan Kartini yang mencuri perhatian adalah "Upacara Perkawinan Suku Koja", yang diterbitkan dalam majalah ketika usianya baru 16 tahun. Tak hanya itu, beberapa tulisan Kartini mengenai emansipasi perempuan juga dimuat di De Hollandsche Lelie.
Tulisan-tulisan tersebut berhasil menarik perhatian orang-orang Belanda. Perjuangan Kartini tidak hanya sampai pada karya tulisan. Kartini adalah perempuan pertama yang memprakarsai perkumpulan dan memajukan pendidikan perempuan.
Perjuangan RA Kartini dalam pendidikan dimulai di Jepara, dengan memulai sebuah sekolah kecil yang mengajarkan baca-tulis, kerajinan tangan, dan memasak. Kartini berniat untuk memajukan para perempuan pribumi yang masih terlalu terikat dengan budaya dan adat, sehingga kebebasan mereka dalam menentukan hidup pun ikut terenggut.
Ketika itu kaum perempuan dilarang berpendidikan tinggi dan hanya diperbolehkan untuk tinggal di rumah mengurus suami dan anak. Di usia 24 tahun, tepatnya pada 12 November 1903, RA Kartini menikah dengan Bupati Rembang, KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang ketika itu sudah memiliki tujuh anak dan dua selir.
Sebelum dinikahi, Kartini mengajukan beberapa syarat, yang tidak lain berkaitan dengan perjuangannya memajukan kaum perempuan. Kartini berusaha menghapuskan ketidakadilan yang selalu diterima sang ibu dengan meminta agar ibunya bisa masuk ke pendopo.
Kartini ingin, dia juga dibolehkan membuka sekolah untuk mengajar putri-putri pejabat Rembang seperti yang dilakukannya di Jepara. Kemudian, dalam prosesi upacara penikahan, Kartini tidak mau ada prosesi jalan jongkok, berlutut, dan menyembah kaki mempelai laki-laki, untuk menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan harus sederajat.
Syarat-syarat tersebut dipenuhi, sehingga Kartini tetap bisa mewujudkan cita-citanya untuk memajukan pendidikan perempuan pribumi. Sekolah yang didirikan setelah menikah berada di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang (sekarang Gedung Pramuka).
Kartini juga sempat mendukung langkah suaminya memberantas candu, yang bertentangan dengan anggota Dewan Hindia. Perjuangan Kartini tidak berlangsung lama, karena pada 17 September 1904, dia meninggal hanya beberapa hari setelah melahirkan anak semata wayangnya.
Meski sangat singkat, perjuangan Kartini menginspirasi banyak orang, salah satunya Conrad Theodor van Deventer, salah satu tokoh Politik Etis dari Belanda, yang mendirikan sebuah sekolah perempuan. Sekolah yang dinamai Sekolah Kartini itu didirikan pada 1912, atau sekitar delapan tahun setelah wafatnya RA Kartini.
Setelah Kartini wafat, tulisan dari surat-suratnya kepada temannya di Eropa dibukukan dengan judul Door Duisternis tot Lichtatau Habis Gelap Terbitlah Terangoleh Jackques Henrij Abendanon, salah satu sahabat penanya.
Atas jasanya memperjuangkan perempuan dalam mendapatkan kesetaraan dalam pendidikan dan berkarya, Pemerintah Indonesia menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Nasional melalui Surat Nomor 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964. Selain itu, tanggal lahirnya, yaitu 21 April, ditetapkan sebagai Hari Kartini.
40 ucapan Selamat Hari Kartini 2025
Inilah contoh 40 ucapan selamat Hari Kartini 2025, semoga perempuan Indonesia bisa disetarakan hak-haknya.
1. Habis gelap terbitlah terang, perempuan hebat lahir dari keberanian melawan ketidakadilan. Selamat Hari Kartini 2025!
2. Selamat Hari Kartini! Teruslah menjadi cahaya, karena setelah gelap, terang pasti datang.
3. Kartini mengajarkan kita: suara perempuan adalah kekuatan. Habis gelap terbitlah terang!
4. Mari lanjutkan perjuangan Kartini, menjadikan setiap perempuan bebas bermimpi dan berpendidikan.
5. Terima kasih Kartini, karena berkatmu, perempuan kini punya tempat untuk bersinar.
6. Selamat Hari Kartini! Semangatmu tak pernah padam, terus menyala di hati setiap perempuan Indonesia.
7. Perempuan berani melangkah bukan karena tak takut, tapi karena tahu masa depan bisa lebih terang.
8. Dari gelapnya keterbatasan, Kartini membawa terang bagi masa depan perempuan.
9. Jadilah seperti Kartini—menulis sejarah dengan pikiran dan hati. Selamat Hari Kartini!
10. Habis gelap terbitlah terang—dan terang itu kini bersinar di wajah-wajah perempuan Indonesia.
11. Kartini mengubah luka menjadi cahaya. Perjuangannya abadi dalam langkah perempuan masa kini.
12. Teruslah melangkah, meski jalannya gelap. Karena Kartini percaya: terang akan datang.
13. Selamat Hari Kartini! Saat perempuan terdidik, dunia menjadi lebih bijaksana.
14. Perjuangan Kartini bukan hanya sejarah, tapi napas yang menghidupi masa kini.
15. Kartini adalah bukti bahwa pena bisa lebih tajam dari pedang.
16. "Habis gelap terbitlah terang"—dan terang itu kini kau bawa dalam langkahmu hari ini.
17. Setiap langkah perempuan menuju mimpi adalah wujud nyata cita-cita Kartini.
18. Jangan ragu bersuara, karena itulah warisan terbesar dari Kartini.
19. Perempuan hebat bukan yang sempurna, tapi yang terus belajar dan memperjuangkan kebenaran.
20. Semangat Kartini hidup dalam setiap perempuan yang berani berkata, “Aku bisa!”
21. Kartini mengajarkan kita untuk tidak diam. Perubahan lahir dari keberanian.
22. Kartini tidak hanya berbicara tentang perempuan, tapi tentang kemanusiaan.
23. “Habis gelap terbitlah terang” bukan hanya kalimat, tapi doa panjang para pejuang.
24. Dunia yang lebih adil dimulai dari perempuan yang berani bermimpi.
25. Terang itu kini ada di ruang-ruang kelas, kantor, dan rumah—ditemani perempuan tangguh!
26. Kartini membuka jalan, tugas kita untuk meneruskannya.
27. Hari Kartini bukan sekadar perayaan, tapi pengingat untuk terus memperjuangkan hak.
28. Perempuan bukan pelengkap, tapi penggerak. Selamat Hari Kartini!
29. Habis gelap terbitlah terang—dan terang itu kini ada dalam dirimu.
30. Terima kasih Kartini, atas terang yang kini jadi suluh bagi generasi masa depan.
31. Dalam sunyi, Kartini bersuara. Dalam gelap, ia menyalakan cahaya.
32. Perempuan Indonesia, jangan pernah takut untuk bercita-cita setinggi langit!
33. Selamat Hari Kartini! Semangatmu tak akan pernah padam, Ibu Bangsa.
34. Semangat Kartini adalah semangat untuk tidak menyerah.
35. Perempuan hebat tahu kapan harus bicara, dan kapan harus bertindak.
36. Selamat Hari Kartini! Terus nyalakan terang dari dalam dirimu.
37. Kartini mengajarkan kita bahwa perubahan dimulai dari pemikiran.
38. “Habis gelap terbitlah terang”, dan terang itu terus kita perjuangkan hingga kini.
39. Tidak ada batas untuk perempuan yang punya semangat Kartini dalam hatinya.
40. Dari Kartini kita belajar: satu pikiran bisa mengubah masa depan bangsa.
Itulah contoh40 ucapan Hari Kartini 2025 lengkap dengan sejarah perjuangan sang pahlawan emansipasi. Semoga mimpi Kartini di mana perempuan Indonesia disetarakan hak-haknya segera terwujud.
Baca Juga: Dari Mana Kartini Mendapatkan Pikiran yang Melenting Melampaui Zamannya dan Berani Menggugat Itu?