Historiografi yang didominasi aspek magis religius merupakan ciri dari historiografi tradisional. Ciri lainnya?
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Di Indonesia ada berbagai macam jenis penulisan sejarah atau historiografi. Historiografi yang didominasi aspek magis religius merupakan ciri dari historiografi tradisional.
Apa saja elemen dari historiografi tradisional?
Seperti disebut di awal, di Indonesia setidaknya ada empat jenis historiografi -- mengikuti perkembangan zamannya. tradisional, kolonial, nasional, dan modern.
Historiografi tradisional merupakan karya tulis sejarah yang dibuat oleh pujangga kerajaan. Adapun pujangga yang dimaksud berasal dari Kerajaan Hindu-Buddha maupun Kesultanan Islam yang pernah ada di Nusantara.
Sementara historiografi kolonial adalah tulisansejarah yang ditulis pada masa pemerintahan kolonial di Indonesia, yakni sejak zaman VOC hingga berakhirnya masa pemerintahan Hindia Belanda.
Penulisan sejarah ini dilakukan oleh sejarawan kolonial. Fokus utamanya adalah kehidupan warga Belanda atau Eropa di Hindia Belanda.
Lalu ada historiografi nasional. Ini adalah jenis penulisan sejarah yang dilakukan oleh sejarawan Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Historiografi ini ditujukan untuk membangun karakter bangsa agar sesuai visi negara Indonesia. Adapun penulisan sejarah ini menggunakan sudut pandang Indonesia-sentris.
Terakhir adalah historiografi modern, merupakan penulisan sejarah yang menggunakan metodologi analisis kritis. Model penulisan sejarah yang ini berpedoman pada prinsip sejarah sebagai ilmu.
Historiografi modern lebih dahulu berkembang di Barat (Eropa). Yang ditekankan dalam penulisan sejarah model iniladah keabsahan fakta. Sebab berdasarkan temuan fakta yang ada, sebuah sejarah bisa diterima dengan benar dan sesuai akal manusia.
Historiografi tradisional
Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang eksis pada zaman kerajaan Hindu-Buddha hingga kerajaan Islam di Nusantara. Umumnya historiografi tradisional diciptakan oleh pujangga-pujangga di kalangan kerajaan sebagai legitimasi dari raja atau penguasa yang sedah bertahta.
Media yang digunakan dalam historiografi tradisional berupa media tulis natural seperti batu prasasti, lontar, kulit binatang, kertas dsb.
Ciri-ciri historiografi tradisional adalah sebagai berikut:
- Religio-magis, artinya unsur magis atau supranatural sangat kental dalam narasi historiografi tradisional.
- Istana-sentris, artinya subyek, obyek, dan ruang lingkup historiografi tradisional hanya seputar kehidupan istana kerajaan.
- Digunakan sebagai alat legitimasi (pengesahan) kekuasaan raja.
- Bersifat feodalistik-aristokratis, artinya historiografi tradisional hanya membahas tentang sejarah dari kaum bangsawan dan keturunan raja.
- Region-sentris atau kedaerahan, artinya historiografi tradisional banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat di daerah setempat.
Historiografi tradisional punya sejumlah kelemahan:
- Kadar subyektifitas yang tinggi, sehingga cenderung dibuat berdasarkan kepentingan dari sang penulis atau penguasa, menjadikan beberapa peristiwa sejarah dalam historiografi tradisional diragukan obyektifitas dan netralitasnya.
- Tidak menggunakan metodologi yang jelas Hanya mengungkapkan peristiwa sejarah dalam aspek kehidupan yang terbatas.
- Tidak memiliki sumber sejarah yang jelas Menggabungkan unsur supranatural dan realitas, sehingga mempersulit pembaca untuk mencari kebenaran sejarah.
Meski begitu, ia juga punya kelebihan. Apa saja?
- Menggunakan romantisme klasik dalam penulisan sejarah sehingga menarik untuk dibaca.
- Mampu menunjukan legitimasi raja dan keadaan politik kerajaan.
- Historiografi tradisional menggunakan konsep genealogi (silsilah) secara runtut dan kronologis.
Ada begitu banyak contoh historiografi tradisional. Mulai dariKitab Pararaton, Kitab Negarakertagama, Babad Tanah Jawi Babad, Tanah Pasundan, Hikayat Raja-Raja Pasai, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Begitulah, historiografi yang didominasi aspek magis religius merupakan ciri dari historiografi tradisional.