Sejarah Candi Borobudur, Mahakarya Abad Pertengahan dari Jawa

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Lukisan karya G.B. Hooijer (dibuat kurun 1916—1919) merekonstruksi suasana di Candi Borobudur pada masa jayanya. Bagaimana sejarah Candi Boroduru? (Tropenmuseum/Wikipedia Commons)
Lukisan karya G.B. Hooijer (dibuat kurun 1916—1919) merekonstruksi suasana di Candi Borobudur pada masa jayanya. Bagaimana sejarah Candi Boroduru? (Tropenmuseum/Wikipedia Commons)

Berbicara tentang sejarah Candi Borobudur, artinya berbicara tentang Kerajaan Medang (Mataram Kuno) dan keberadaann Dinasti Syailendra.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Jika ada pertanyaan tentang apa karya terbesar Indonesia atau Nusantara abad pertengahan, jawabannya adalah Candi Borobudur yang dibangun pada era Abad Pertengahan, mulai 770 (abad 8) hingga 825 (abad 9) Masehi.

Sebagai bagaimana sejarah Candi Borobudur?

Hingga saat ini, Candi Borobudur adalah candi terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Candi Borobudur juga diyakini sebagai kuil Buddha terbesar yang ada di dunia. Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang (diakses melalui Magelangkab.bps.go.id), pada 2023, setidaknya ada 1.281.226 wisatawan domestik dan 193.053 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke situs yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu.

Menurut situs Borobudur Park, sebagaimana dilansir Kompas.com, Candi Borobudur dibangun pada masa Dinasti Syailendra antara 780 dan 840 Masehi. Dinasti Syailendra (sebagian sejarawan meragukana keberadaan dinasti ini) merujuk pada penguasa Kerajaan Medang (Mataram Kuno) saat itu.

Pembangunan Borobudur ditujukan untukmemuliakan Budha dan tempat ziarah serta membimbing umat manusia dari keinginan duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Budha. Meski begitu, siapa yang membangun Candi Borobudur atau latar belakang pendiriannya masih belum diketahui.

Pada 1814, Candi Borobudur ditemukan oleh Letnan Gubernur Inggris, Sir Thomas Stanford Raffles. Raflles kemudian memerintahkan pembersihan kembali Candi Borobudur yang saat itu tertutup oleh tanah, semak belukar, dan pepohonan.

Sejak itu, candi ini mendapat perhatian lebih luas di tengah masyarakat, baik sebagai monumen Budha maupun karya arsitektur yang artistik.

Pada 1905, Pemerintah Hindia Belanda sepakat memberikan 48 ribu gulden untuk memugar candi Borobudur. Masalah teknis pemugaran diserahkan sepenuhnya kepada Van Erp. Pemugaran dilakukan mulai tahun 1907 hingga 1911. Pekerjaan Van Erp terutama dipusatkan di teras-teras berbentuk lingkaran yang melesak, pemulihan pagar langkan, dinding teras paling bawah, tangga, relung, dan stupa.

Pada 1929, Pemerintah Hindia Belanda membentuk lagi Komisi untuk mengidentifikasi sebab-sebab kerusakan Candi Borobudur Kerusakan yang diidentifikasikan: korosi (kualitas material bangunan asli candi), perembesan air, pertumbuhanjamur, pengaruh lapisan oker ketika pemotretan sebelumnya, pelapukan alam, kekuatan mekanik dan tekanan.

Perembesan air dapat dikurangi dengan pembuatan lapisan kedap air namun harus dikerjakan dalam skala besar. Sedangkan, kerusakan mekanis disebabkan karena kedatangan pengunjung dalam jumlah besar.

Pada 1960, Borobudur dinyatakan dalam keadaan darurat dan UNESCO dilibatkan lebih aktif dalam upaya pelestarian ini. Candi Borobudur bersama-sama dengan Candi Pawon dan Candi Mendut ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia yang diberi nama Borobudur Temple Compounds pada 1991.

Mengutip Kompas.com, pembangunan Candi Borobudur diyakini dimulai dengan meratakan tanah dan memadatkannya menggunakan batu untuk membentuk struktur piramida. Setelah itu, dibangun undakan persegi dan melingkar, kemudian dilanjutkan dengan tahap penyempurnaan, seperti penambahan pagar, tangga, dan sebagainya.

Bangunan candi dibangun menggunakan batu yang dipotong dan disusun sedemikian rupa tanpa menggunakan mortar (elemen untuk merekatkan batu). Diperkirakan, lebih dari 1,6 juta balok batu andesit digunakan untuk membangun candi ini.

Candi Borobudur terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar, yang di atasnya terdapat tiga pelataran melingkar. Di atasnya terdapat stupa utama terbesar yang memahkotai monumen ini. Stupa utama tersebut dikelilingi oleh tiga barisan 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila.

Apa kata relief CandiBorobudur?

Pada dinding Candi Borobudur dihiasi 2.672 panel relief. Total 504 Buddha berada dalam pose meditasi dan 6 posisi tangan yang berbeda diwakili di seluruh kuil, seringkali sesuai dengan arah wajah Buddha.

Selain itu, monumen Candi Borobudur terdiri dari tiga tingkatan yang melambangkan kosmologi Budha Mahayana. Tiga tingkatan tersebut adalah kamadhatu (kaki candi), rupadhatu (tubuh candi), dan arupadhatu (atas candi).

Zona 1: Kamadhatu

"Dunia fenomenal, dunia yang dihuni oleh orang-orang biasa."

Tingkat Kamadhatu tersembunyi terdiri atas 160 relief yang menggambarkan adegan Karmawibhangga Sutra, hukum sebab akibat. Menggambarkan perilaku nafsu manusia, relief-relief tersebut menggambarkan perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan dan pencemaran nama baik.

Sebuah sudut dasar penutup telah dihapus secara permanen untuk memungkinkan pengunjung untuk melihat kaki tersembunyi, dan beberapa relief. Foto seluruh koleksi 160 relief dipajang di Museum Borobudur yang berada di dalam Taman Purbakala Borobudur.

Zona 2: Rapudhatu

"Lingkup peralihan, manusia dibebaskan dari urusan duniawi."

Empat tingkat persegi Rapadhatu berisi galeri relief batu berukir, serta rantai relung yang berisi patung Buddha. Secara total ada 328 Buddha di tingkat langkan ini yang juga memiliki banyak relief yang murni hiasan.

Naskah Sansekerta yang digambarkan pada tingkat ini lebih dari 1.300 relief adalah Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Mereka membentang sejauh 2,5 km. Selain itu ada 1212 panel dekoratif.

Zona 3: Arupadhatu

"Lingkungan tertinggi, tempat tinggal para dewa."

Tiga teras melingkar yang mengarah ke kubah atau stupa pusat mewakili kebangkitan di atas dunia, dan teras-teras ini jauh lebih sedikit hiasannya, kemurnian bentuk adalah yang terpenting. Teras-terasnya berisi lingkaran stupa berlubang, bentuk lonceng terbalik, berisi patung Buddha, yang menghadap ke luar dari kuil.

Ada 72 stupa ini secara total. Stupa tengah yang mengesankan saat ini tidak setinggi versi aslinya, yang menjulang 42 m di atas permukaan tanah, alasnya berdiameter 9,9 m. Berbeda dengan stupa yang mengelilinginya, stupa pusat kosong dan laporan yang saling bertentangan menunjukkan bahwa ruang tengah berisi relik, dan laporan lain menunjukkan bahwa itu selalu kosong.

Begitulah sejarah Candi Borobudur, candi terbesar di Indonesia serta serta situs Buddha terbesar di dunia. Dibangun pada abad pertengahan.

Artikel Terkait